Tidak berbeda dengan data yang dimiliki LAPAN, menurut Persis gerhana akan dimulai dari saat matahari terbit di Republik Kongo, kemudian melintasi Republik Demokratik Kongo, Republik Afrika Tengah, Sudan Selatan, Sudan, Etiopia, Eritrea, Yaman, Arab Saudi, dan Oman.
Lalu berlanjut ke Pakistan, India bagian utara, Tibet, China, Taiwan, dan berakhir di Lautan Pasifik atau di selatan pulau Guam.
Menurut perhitungan Hisab Astronomis Persis, Indonesia tidak dilewati jalur gerhana.
Tapi, tetap bisa menyaksikan Gerhana Matahari Sebagian. Namun, beberapa daerah di Indonesia tidak bisa menyaksikannya gerhana Matahari ini, seperti sebagian daerah Lampung, sebagian daerah Bengkulu, DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, sebagain daerah di Jawa Tengah, sebagian daerah di Jawa Timur dan Yogyakarta.
“Durasi gerhana Matahari di Indonesia berkisar antara 6 menit 26 detik s/d 2 jam 26 menit 37 detik,” tulis Persis.
Masih berdasarkan data Persis, awal gerhana Matahari di Indonesia terjadi pada pukul 13:16:22 sampai 15:16:40 WIB. Kemudian pertengahan gerhana mulai 14:34:52 sampai 15:37:26 WIB. Dan akhir gerhana mulai 15:07:57 sampai 16:31:58 WIB.
Fenomena alam yang terjadi di Minggu ini tidak hanya gerhana. LAPAN juga mengumumkan bahwa Bulan memasuki Fase Bulan Baru. Jadi, akhir pekan ini Bulan akan terletak di sisi Bumi yang sama dengan Matahari, yang menyebabkan Bulan tidak akan terlihat di langit malam. Fase ini akan terjadi pada pukul 13:42 WIB.
“Ini adalah waktu yang terbaik dalam sebulan untuk mengamati benda-benda redup seperti galaksi dan gugusan bintang, karena tidak ada cahaya bulan yang mengganggu,” jelas LAPAN.