Idenya adalah menyatukan kedua asteroid bersama-sama, dengan harapan mengalihkan jalur yang lebih besar menuju Bumi. Guna menguji teorinya, tim menggunakan asteroid Bennu untuk simulasi komputer.
"Salah satu alasannya adalah karena diklasifikasikan sebagai PHA (asteroid berpotensi berbahay), melewati dekat ke Bumi setiap 6 tahun dan dia memiliki salah satu peringat bahaya dampak tertinggi di antara PHA. Alasan lain adalah karena memiliki kecenderungan orbit yang rendah. Bennu adalah tipe B, berdiameter sekitar 492 m dan berputar setiap 4,3 jam," kata studi yang diterbitkan di Springer yang dikutip dari Daily Mail, Sabtu (20/6/2020).
Tim mencatat, asteroid akan melakukan pendekatan dekat berikutnya ke Bumi pada 2060 dan berharap pengalihan tether akan bekerja jika obyek memutuskan masuk untuk membunuh.
Dalam simulasi, sebuah pesawat luar angkasa akan diluncurkan 28 Oktober 2035, yang memungkinkannya melakukan perjalanan ke Bennu sebelum terlalu dekat dengan Bumi. Lalu, menempelkan tether ke dua objek.
"Hasilnya menunjukkan dalam kedua kasus peningkatan yangyang lebih kecil yang terpasang dengan tether, untuk penyimpangan yang lebih cepat, massa yang lebih besar akan diperlukan," ujarnya.