Dengan menggunakan spektrometri massa canggih, mereka menemukan apa yang diyakini sebagai protein dalam meteorit bernama Acfer 086, yang ditemukan di Aljazair pada 1990. Meksipun bukan bukti dari makhluk hidup di luar Bumi, penemuan protein ini membuat satu lagi blok bangunan kehidupan dapat ditemukan di batuan luar angkasa. Ada banyak proses yang dapat menghasilkan protein. Tapi, kehidupan yang diketahui tidak bisa ada tanpanya.
"Secara umum, mereka mengambil meteor yang telah diawetkan oleh museum dan telah dianalisis sebelumnya. Dan, mereka memodifikasi teknik yang mereka gunakan untuk dapat mendeteksi asam amino di dalam meteor ini. Tapi, dalam rasio sinyal yang lebih tinggi," kata astronom dan ahli kimia Chenoa Tremblay dari CSIRO Astronomy & Space Science di Australia, yang tidak terlibat dalam penelitian yang dikutip dari Science Alert, Rabu (4/3/2020).
Tim tidak hanya menemukan asam amino glisin dengan sinyal lebih kuat dibanding analisis sebelumnya, mereka juga mendapatkan zat terikat dengan unsur lain seperti besi dan lithium. Saat melakukan pemodelan untuk melihat apa yang terjadi, mereka menemukan glisin tidak terisolasi. Itu adalah bagian dari protein.
Para peneliti menyebut ini protein hemolithin. Sementara hemolithin secara struktural mirip dengan protein terestrial, rasio deutrium dengan hidrogen tidak cocok dengan apa pun di Bumi. Namun, ini konsisten dengan komet jangka panjang.
Para peneliti berpendapat struktur yang diidentifikasi sebagai protein berasal dari luar Bumi dan kemungkinan terbentuk dalam piringan proto-solar, lebih dari 4,6 miliar tahun lalu. Tapi, mereka juga mencatat ada kemungkinan apa yang mereka temukan bukan protein.