Kisah Ilmuwan Marie Curie, Perempuan Brilian Berpengaruh di Dunia 

Dini Listiyani
Kisah Ilmuwan Marie Curie, Perempuan Brilian Berpengaruh di Dunia  (Foto: Marie Curie)

Atas hasil penelitiannya, Marie menerima menerima gelar doktor sainsnya pada Juni 1903 dan, bersama Pierre, dianugerahi Davy Medal dari Royal Society. Pada 1903 mereka berbagi Hadiah Nobel Fisika dengan Becquerel untuk penemuan radioaktivitas.

Nasib tragis pun menimpa Marie. Pada April 1906 suaminya, Pierre meninggal dunia. Meksi menjadi pukulan pahit, kematian Pierre merupakan titik balik yang menentukan dalam kariernya. 

Dia mencurahkan seluruh energi untuk menyelesaikan karya ilmiah yang telah dilakukan. Pada 13 Mei 1906, dia diangkat menjadi profesor. Dia menjadi perempuan pertama yang mengajar di Sorbonne.

Pada 1908, Marie menjadi profesor tituler. Lalu pada 1910 risalah fundamentalnya tentang radioaktivitas diterbitkan. Pada 1911 dia mendapat Hadiah Nobel Kimia untuk isolasi radium murni. 

Pada 1914 dia menyaksikan selesainya pembangunan laboratorium Institut Radium di Universitas Paris. Saat Perang Dunia I, Marie dengan bantuan anaknya, Irene mengabdikan dirinya mengembangkan penggunaan X-radiograpfi. 

Pada 1918, Institut Radium mulai beroperasi dengan sungguh-sungguh dan menjadi pusat universal fisikia dan kimia nuklir. Marie Curie sekarang berada pada titik tertinggi dan sejak 1922 menjadi anggota akademi kedokteran, mengabdikan penelitiannya untuk mempelajari kimia zat radioaktif dan aplikasi medis dari zat ini. 

Marie meninggal dunia akibat anemia aplastik akibat paparan radiasi. Kontribusinya terhadap fisika sangat besar, tidak hanya dalam karyanya sendiri. Ini ditunjukkan dengan dua Hadiah Nobel yang diraihnya, sebagaimana dikutip dari Britannica. 

Di era saat perempuan banyak dianggap lebih rendah dibanding laki-laki, Marie mampu membuktikan diri dan meninggalkan warisan ilmiah yang terus memengaruhi kedokteran dan teknologi dengan cara yang tak terhitung. Kejeniusannya menular ke putrinya Irene Joliot-Curie. Sang putri telah menerima Nobel di bidang kimia pada 1935. 

Editor : Dini Listiyani
Artikel Terkait
Megapolitan
7 hari lalu

Pramono Minta Anggaran PKK Tetap Ada di 2026: Kalau Tidak Saya Turun Tangan

Megapolitan
7 hari lalu

Pramono Ingin Ada Wali Kota Perempuan di Jakarta: Kontribusinya Luar Biasa!

Megapolitan
12 hari lalu

Puspadaya Perindo Dampingi Korban Dugaan Kekerasan di Polsek Koja Jakut

Nasional
16 hari lalu

Pembunuhan Brutal di TTU, 3 Perempuan Tewas Dibacok 1 Orang Luka Berat

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal