Para peneliti pertama kali menemukan mikroorganisme yang hidup di antara para astronot pada 2019 ketika melakukan survei ekstensif terhadap jamur dan bakteri yang hidup di ISS, tapi baru-baru ini mengidentifikasi bakteri utama sebagai E. bugandensis.
Tim mengidentifikasi 13 jenis bakteri di tiga lokasi ISS yakni empat di sistem sirkulasi udara, satu di alat olahraga, dan delapan di kamar mandi laboratorium.
Selama penelitian mereka, para ilmuwan mengambil tiga langkah untuk mengidentifikasi mutasi bakteri tersebut, bukan hanya membandingkan E. bugandensis yang ditemukan di ISS dengan variasi yang ditemukan di Bumi.
Pertama, tim menganalisis bagaimana genom bakteri dan fungsinya berubah selama adaptasi terhadap lingkungan ekstrem luar angkasa sebelum melanjutkan ke langkah kedua di mana mereka mengidentifikasi kelimpahan populasi E. bugandensis di ISS.
Terakhir, mereka mengamati interaksi metabolik bakteri yang bermanfaat bagi mikroorganisme lain, membantu mereka bertahan hidup dan tumbuh.
“Temuan penelitian menunjukkan di bawah tekanan, strain yang diisolasi di ISS bermutasi dan menjadi berbeda secara genetik dan fungsional dibandingkan dengan strain di Bumi,” bunyi laporan NASA.