Mereka kemudian menggunakan perangkat itu untuk memberi serangga bau gas. Mereka menemukan otak belalang merespons setiap jenis jaringan secara berbeda dan dapt dengan tepat mengidentifikasi sel-sel yang sakit hanya dengan merekam gas.
Studi ini telah ditinjau oleh rekan sejawat, dan sulit untuk mengetahui apakah regulator seperti Food and Drug Administration (FDA) akan menyetujui prosedur seperti itu. Orang-orang juga dapat menganggap perlakuan terhadap belalang dipertanyakan.
Saha dan timnya berencana untuk terus mengerjakan proyek tersebut. Sistem mereka saat ini membutuhkan antara enam dan 10 otak belalang untuk berfungsi. Dia berharap elektroda baru akan memungkinkan timnya untuk merekam lebih banyak neuron, sehingga membuat satu otak belalang cukup untuk penyaringan individu.
Dikutip dari Engadget, dia juga ingin membuat perangkat yang memegang otak dan antena portabel, yang memungkinkan tim untuk menggunakan sistem di luar lab.