JAKARTA, iNews.id - Bumi adalah planet yang dapat dihuni di Tata Surya. Pertanyaannya, apakah ada planet di dalam atau di luar Tata Surya yang dapat dihuni layaknya Bumi?
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), menjelaskan zona laik huni (circumstellar habitable zone/CHZ) adalah wilayah di luar angkasa yang kondisinya mendukung kehidupan seperti Bumi.
Pencarian planet laik huni sudah dimulai sejak berabad-abad lalu. Pada 450 Sebelum Masehi (SM), seorang filsuf dari Yunani bernama Epicurius, mengemukakan konsep dunia "lain" di luar Bumi yang mirip maupun tidak dengan Planet Biru.
Konsep ini kemudian terus berkembang hingga di era modern saat ini. Pencarian kehidupan ekstraterestial atau Bumi lain dilakukan. Penemuan eksoplanet pertama yang mengorbit bintang deret serupa Matahari, diumumkan pada 6 Oktober 1995. Bintang tersebut dinamakan Pegasi b, yang mengorbit 51 Pegasi di konstelasi Pegasus.
Sampai dengan 1 Februari 2021, sudah ditemukan 4.414 eksoplanet dalam 3.257 sistem keplanetan, dan 722 di antaranya memiliki lebih dari satu planet.
"Hanya 55 eksoplanet saja (per Maret 2020) yang berpotensi laik huni. 20 eksoplanet seukuran Bumi, 1 seukuran Mars, dan sisanya merupakan Bumi Super (eksoplanet yang berukuran lebih besar dari Bumi tetapi lebih kecil dari planet gas)," jelas LAPAN, dikutip Kamis (25/2/2021).
Sementara itu, planet Teegarden Star b memiliki indeks kemiripan dengan Bumi tertinggi, yakni 0,95 dari 1,00. Sedangkan Mars, Bulan, dan Venus, memiliki indeks masing-masing 0,70, 0,56, dan 0,44.
"Planet ini juga terletak di wilayah laik huni di sistem keplanetan bintang Teegarden," tambah LAPAN.
Planet yang memiliki air berwujud cair menjadi syarat awal dan utama mencari planet yajg berpotensi menghasilkan kehidupan. Tetapi air bukan syarat satu-satunya. Planet yang dapat mempertahan air dalam wujud zat cair seperti Bumi merupakan salah satunya.
Letak Bumi yang pas terhadap Matahari menyebabkan air tidak mudah menguap dan tidak mudah membeku (kecuali di kedua kutubnya), sehingga kondisi planet yang mirip dengan Bumi berpotensi memiliki lautan di permukaannya.
"Batas inilah yang digunakan untuk menentukan batas zona laik huni bagi bintang serupa Matahari," kata LAPAN.
Tapi, tidak semua bintang induk dalam sebuah sistem keplanetan dianggap ideal untuk mempertahankan kehidupan. Bintang serupa Matahari dianggap ideal sebagai bintang induk bagi planet laik huni karena dapat hidup selama miliaran tahun, sehingga dapat mendukung evolusi kehidupan pada planet.
Tidak hanya bintang serupa Matahari saja yang dapat menjadi bintang induk bagi planet laik huni, bintang kerdil merah justru lebih berpotensi memiliki planet laik huni.