SAN FRANCISCO, iNews.id - Sebagian besar kerak Bulan terbentuk dari peristiwa benturan besar. Kejadian itu diketahui berkat studi terbaru yang dipublikasikan di Nature Astronomy.
Studi menjungkirbalikkan teori-teori sebelumnya yang menyebutkan tabrakan asteroid dan komet hanyalah proses destruktif, dengan kerak Bulan diciptakan oleh magma yang baik dari interior planet. Setelah melakukan analisis baru terhadap sampel yang dikumpulkan para astronot NASA selama misi Apollo 17 pada 1972, sekelompok ilmuwan menemukan batu itu mengandung bukti batuan terbentuk pada suhu yang sangat tinggi.
Suhu dapat mencapai lebih dari 2.300C yang menurut para ilmuwan bisa dicapai dengan melelehkan lapisan luar dalam peristiwa benturan yang sangat besar. Menurut Dr James Darling dari University of Portsmouth, penemuan ini mengungkapkan peristiwa dampak kekerasan yang tak terbayangkan membantu membangun kerak Bulan, bukan hanya menghancurkannya.
“Ke depan, menarik kita sekarang memiliki alat laboratorium untuk membantu kita memahami sepenuhnya pengaruhnya terhadap planet terestrial,” ujarnya sebagaimana dikutip dari Metro, Rabu (13/5/2020).
Tim menggunakan teknik yang disebut electron backscatter diffraction untuk menemukan keberadaan zirkonia kubik, fase mineral yang hanya akan terjadi pada batuan yang dipanaskan hingga di atas 2.300c. Penanggalan usia geomteri biji-bijian di Swedish Museum of Natural Histroy juga mengungkapkan kerak Bulan terbentuk lebih dari 4,3 miliar tahun yang lalu.
Para peneliti dari University of Portsmouth, Manchester, dan The Open University didanai oleh Science and Technology Facilities Council (STFC) untuk penelitian ini.