Suhu di Kutub Selatan Memanas 1,8 Derajat Celsius Selama 30 Tahun

Sindonews
Kutub Selatan (Foto: Unsplash)

JAKARTA, iNews.id - Kutub Selatan mempunyai banyak lapisan es tebal. Namun, jumlah es di Kutub Selatan setiap tahun semakin menipis akibat pemanasan global.

Penelitian yang dipimpin profesor dari Universitas Ohio, Ryan Fogt, dan alumni kampus itu, Kyle Clem, mengungkapkan Kutub Selatan telah mengalami pemanasan global yang tidak biasa.

Pemanasan global luar biasa itu terjadi lebih dari tiga kali dalam waktu 30 tahun terakhir. Hasil penelitian mengatakan periode pemanasan ini lebih didorong oleh variabilitas iklim tropis alami. Namun, ada kemungkinan pemanasan yang terjadi akibat penambahan gas rumah kaca.

Saat ini, Clem belajar tentang ilmu iklim di Universitas Victoria Vellington di Selandia Baru. Dia adalah anak didik Fogt untuk mendapatkan gelar sarjana dan master di Universitas Ohio.

“Saya memiliki hasrat untuk memahami cuaca dan daya tarik kekuatan dan ketidakpastiannya sejauh yang saya ingat,” kata Clem, dikutip dari Sciencedaily.

Editor : Dini Listiyani
Artikel Terkait
Internasional
1 tahun lalu

Turki Tambah Stok Pangan, Antisipasi Dampak Pemanasan Global dan Krisis Ukraina

Internasional
2 tahun lalu

Studi: Musim Panas 2023 Paling Membakar dalam 2.000 Tahun Terakhir

Nasional
2 tahun lalu

Bumi Makin Panas, BMKG: Rekor Suhu Global 2023 Pecahkan Rekor!

Nasional
2 tahun lalu

Ganjar Pranowo Singgung Perubahan Iklim, Ini 4 Cara Mengurangi Dampak Negatifnya

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal