Selain itu, ada potensi bencana kekeringan parah, gelombang panas, hingga cuaca ekstrem di sejumlah wialayah di dunia. "El Nino memanas diperkirakan akan berkembang dalam beberapa bulan mendatang dan ini akan digabungkan dengan perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia mendorong suhu global ke wilayah yang belum dipetakan," kata Sekretaris Jenderal WMO, Petteri Taalas, dikutip dari Live Science.
Berdasarkan laporan WMO terbaru 2023 hingga 2027, tercatat kemungkinan 98 persen salah satu dari lima tahun ke depan bakal menjadi tahun terpanas. Bahkan kenaikan suhunya diprediksi melebihi 1,28 derajat celsius, rekor terpanas sebelumnya pada 2016.
Peluang menembus ambang batas sebelumnya hanya mendekati nol pada 2015. Probabilitasnya naik menjadi 48 persen pada 2022, dan sekarang tembus 66 persen.
Peneliti melihat kenaikan suhu akan tersebar secara tak merata. Sebagai contoh, Kutub Utara, fluktuasi suhu bisa tiga kali lipat dibanding wilayah dunia lain.
Di sisi lain, curah hujan diprediksi akan menurun di seluruh Amerika Tengah, Australia, Indonesia, dan Amazon. Kendati demikian, Taalas menyebut kenaikan suhu menembus ambang batas tak akan berlangsung secara permanen.