JAKARTA, iNews.id - Cincin Saturnus mungkin telah terbentuk 100 juta tahun lalu saat salah satu bulan esnya terkoyak oleh gravitasi planet. Hal ini didasarkan penelitian baru.
Penelitian baru mengaitkan penciptaan cincin mulia dengan migrasi keluar Titan dan resonansi antara rotasi Saturnus dan orbit Neptunus. Perdebatan telah berkecamuk selama beberapa dekade mengenai usia cincin Saturnus. Beberapa ilmuwan planet berpikir cincin itu bisa setua planet itu sendiri.
Tapi pada awal 1980-an Peter Goldreich dari Caltech dan Scott Tremaine dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) memperkirakan usia yang relatif muda 100 juta tahun berdasarkan kecepatan partikel es di cincin dan seberapa sering mereka bertabrakan dan saling aus.
Berakhirnya misi Cassini ke Saturnus pada 2017 membawa lebih banyak bukti untuk usia muda. Penganalisis Debu Kosmik pesawat ruang angkasa mengukur masuknya debu antarplanet ke cincin. Kemudian berdasarkan pengukuran Cassini terhadap massa cincin ditemukan hanya satu persen dari cincin yang terdiri dari debu, yang berarti cincin itu hanya bisa berjumlah 100 juta. tahun.
Meskipun temuan Cassini sebagian besar disambut baik, beberapa ilmuwan planet mendesak kehati-hatian. Mereka menunjukkan beberapa debu dapat menghujani cincin dan ke Saturnus itu sendiri, sehingga menjaga cincin tetap bersih dan membuatnya tampak lebih muda dari yang sebenarnya.
Sekarang penelitian baru, yang dipimpin oleh Jack Wisdom dari MIT, telah menemukan mekanisme fisik yang tidak hanya menjelaskan kemiringan sumbu rotasi Saturnus dan eksentrisitas orbit bulan terbesarnya Titan. Tapi juga menetapkan usia cincin harus hampir 100 juta tahun.
"Skenario kami adalah penjelasan pertama yang memprediksi usia cincin," kata Wisdom kepada Space.com.