Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) mencatat, pada 2020 yang lalu industri sepatu di Indonesia berhasil mengalami pertumbuhan hingga 8,97 persen untuk permintaan ekspor.
Sementara itu, Firman Bakrie, selaku Direktur Eksekutif Aprisindo mengatakan, salah satu penyebab meningkatnya ekspor sepatu adalah perkembangan tren olahraga selama pandemi di seluruh dunia.
Hermawan Sulistyo menambahkan, melihat potensi ini menjadi kesempatan yang tidak boleh diabaikan begitu saja.
“Pandemi Covid-19 membuat gaya hidup masyarakat urban menjadi gemar berolahraga. Karenanya berbicara tren sepatu saat ini, lebih kepada model sepatu yang ringan, mudah dipadupadankan dengan berbagai outfit tanpa meninggalkan fashion value,” kata Hermawan.
"Kami ingin sepatu ini bisa menyasar dan nyaman untuk mereka yang enerjik namun simpel. Banyak aktivitas tapi tanpa bingung harus berganti sepatu. Sesuai dengan tagline-nya comfort & fit, sepatu ini sangat nyaman (comfort) dan pas (fit) digunakan dalam berbagai aktivitas dengan harga yang sangat terjangkau serta model dan kualitas yang tidak kalah dengan produk import," katanya.
Untuk konsep, dia harus research cukup panjang agar kualitas brand lokal tidak kalah dengan produk luar. Local pride, istilahnya. "Ini untuk meningkatkan kesadaran masyarakat kalau produk lokal juga mampu bersaing dengan produk luar," kata pria lulusan ITS ini.
"Kelahiran brand ini tidak dapat dipisahkan dari situasi pandemi Covid-19 yang serba memprihatinkan. Kami ingin mengajak masyarakat untuk tidak menyerah menghadapi kondisi yang sulit ini dengan terus berpikir positif dan kreatif, " ujarnya.
Maka dari itu dia mengadakan campaign #selaluadaide agar masyarakat Indonesia tidak menyerah, selalu berjuang dan menemukan solusi di situasi sesulit apa pun.