Kuil Preah Vihear ini telah menjadi pusat konflik antara kedua negara selama lebih dari setengah abad.
Akar perselisihan ini bermula pada tahun 1907, di era kolonial Prancis, ketika Prancis menyusun peta yang menempatkan Kuil Preah Vihear di dalam wilayah Kamboja. Thailand (yang saat itu dikenal sebagai Siam) awalnya menerima peta tersebut tanpa keberatan resmi, tetapi beberapa dekade kemudian, keputusan ini kembali menghantui kedua negara.
Thailand kini berargumen bahwa peta Prancis tahun 1907 mengabaikan perjanjian tahun 1904, yang menyatakan perbatasan harus mengikuti garis batas air alami Pegunungan Dângrêk.
Menurut otoritas Thailand, batas air tersebut akan menempatkan kuil tersebut tepat di dalam perbatasan Thailand. Namun, Kamboja tetap mengandalkan peta era kolonial untuk menegaskan kedaulatannya.
Apa putusan Mahkamah Internasional (ICJ) pada tahun 1962 bahwa Mahkamah Internasional (ICJ) memutuskan untuk memenangkan Kamboja, memberikannya kedaulatan atas kuil tersebut. Thailand diperintahkan untuk menarik pasukan dan mengembalikan artefak apa pun yang diambil dari situs tersebut.