Putusan ini menyebabkan kegemparan di Thailand dan tetap menjadi sumber ketegangan diplomatik sejak saat itu.
Ketegangan mencapai puncaknya pada Mei 2025, ketika seorang tentara Kamboja tewas dan pasukan Thailand terluka akibat ledakan ranjau darat di dekat wilayah sengketa. Insiden tersebut diikuti oleh serangan roket dan pertempuran lintas batas, yang mengakibatkan setidaknya sembilan warga sipil tewas, termasuk perempuan dan anak-anak hingga Juli 2025.
Kekerasan tersebut mendorong Kamboja untuk kembali meminta intervensi ICJ, tetapi Thailand menolak langkah tersebut dan menolak mengakui yurisdiksi pengadilan atas insiden terbaru.
Dalam sebuah peristiwa dramatis, Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra diberhentikan dari jabatannya setelah bocoran percakapan telepon dengan mantan Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen, terungkap. Para kritikus menuduhnya membahayakan keamanan nasional dan kedaulatan wilayah.
Jadi, itu dia penjelasan mengenai Kuil Preah Vihear yang menjadi sumber konflik antara Thailand dengan Kamboja. Akibat perang ini, belasan orang tewas dan ribuan orang harus dievakuasi dari kediamannya ke tempat yang dinilai lebih aman.