JAKARTA, iNews id - Di balik suasana tenang dan sunyi, terdapat gereja yang menjadi destinasi religi di Indonesia. Destinasi itu adalah Gereja Puhsarang, berdiri di sejuknya lereng Gunung Wilis.
Terletak 10 kiometer dari pusat Kota Kediri, Gereja Puhsarang memiliki daya tarik sendiri bagi warga sekitar Jawa Timur hingga luar provinsi. Salah satu yang menjadi daya pikat adalah patung Bunda Maria yang dijuluki Gua Maria Lourdes Puhsarang.
Dalam keterangan tertulis yang diterima iNews.id, Gereja Puhsarang telah ditetapkan sebagai cagar budaya peringkat nasional oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi pada 13 Agustus 2024. Penetapan ini berdasarkan pasal 45 Undang-Undang No 11 Tahun 2010 tentang cagar budaya setelah sebelumnya ada penetapan cagar budaya tingkat kabupaten dan provinsi, yang mencakup kategori cagar budaya: benda, situs, struktur, bangunan, dan kawasan.
Sekilas, Gereja Puhsarang terlihat seperti destinasi religi biasa. Namun, di balik sunyinya malam dan cahaya lilin di bawah patung Bunda Maria, tersimpan kisah-kisah spiritual yang tak banyak orang ketahui, tak tercatat di buku sejarah.
Puhsarang mungkin terkenal sebagai tempat ibadah — tetapi bagi sebagian peziarah, Puhsarang bukan hanya tempat berdoa, melainkan tempat “menyepi dan menata batin.”
Gereja Puhsarang dibangun dengan memadukan gaya arsitektur Eropa dan Jawa. Kompleks Puhsarang dibangun dengan begitu detil oleh sentuhan arsitektur Majapahit menghadirkan punden berundak dan candi Jawa, berpadu dengan batu-bata merah sebagai simbolisme lokal.
Di sinilah inkulturasi iman menjadi nyata dan berbaur dengan nilai-nilai luhur masyarakat setempat. Membawa makna gereja yang hidup dan berakar dalam budaya Nusantara.
Namun tak berhenti di situ keistimewaannyaa. Banyak yang percaya, kawasan ini menyimpan energi leluhur dari masa Majapahit dan Kediri kuno—energi yang melingkupi seluruh lembah dengan aura teduh dan menenangkan.