Di Balik Sunyi Puhsarang, Destinasi Religi Menyimpan Jejak Sejarah

Dani M Dahwilani
Gereja Puhsarang dibangun memadukan gaya arsitektur Eropa dan sentuhan arsitektur Majapahit dengan punden berundak candi Jawa. (Foto: Gereja Puhsarang)

Antara Fakta dan Kepercayaan

Terdapat 12 pancuran air suci di Gua Maria Lourdes Puhsarang melambangkan 12 rasul Yesus. Secara ilmiah, air dari gua tersebut mengalir dari sumber alami di lereng Gunung Wilis, melewati batuan vulkanik yang membuatnya terasa dingin dan segar. Namun bagi banyak peziarah, air itu lebih dari sekadar air pegunungan. Mereka percaya, air tersebut membawa “energi rohani” yang dapat menenangkan hati dan bahkan menyembuhkan penyakit.

Menurut Santoso, salah satu pengurus dari Gua Maria, pengunjung mempercayai air ini untuk kesehatan. “Memang air ini dipercaya mengandung berkah dan khasiat. Ada yang minum untuk kesehatan.”

Keyakinan itu hidup berdampingan dengan fakta geologis — membentuk perpaduan antara ilmu dan iman yang menjadi ciri khas Puhsarang. Tak sedikit umat yang datang bukan hanya untuk memohon kesembuhan fisik, tapi juga ketenangan jiwa dan kejelasan hidup.

Beberapa kisah mistis juga menyelimuti keberadaan air suci ini. Warga sekitar percaya bahwa pada malam tertentu, terutama menjelang Hari Raya Bunda Maria, udara di sekitar gua menjadi lebih hangat dan harum. Ada yang mengaku melihat cahaya lembut di dalam gua, seolah berasal dari sosok Bunda Maria sendiri.

Meski tak ada bukti ilmiah yang membenarkan fenomena itu, cerita-cerita semacam ini tetap hidup dan diwariskan turun-temurun. Sebagian umat menganggapnya bukan sekadar mitos, melainkan tanda bahwa tempat itu benar-benar diberkati.

“Yang datang ke sini tidak hanya Katolik. Banyak orang dari berbagai agama datang dengan niat baik. Ada yang mengambil air, ada yang hanya duduk dan berdiam. Tapi hampir semua pulang dengan wajah yang lebih tenang,” kata Santoso.

Ketua Perkumpulan Ahli Epigrafi Indonesia, Ninie Susanti Tedjowasono menuturkan Gereja Puhsarang memiliki banyak keunikan. Gereja yang usianya mendekati satu abad ini disebutnya dirancang menyimpan nilai budaya dan toleransi yang tinggi. "Gereja ini tidak hanya memiliki nilai sejarah, tetapi juga merupakan contoh arsitektur yang menggabungkan budaya lokal dan Eropa," kata Ninie.

Editor : Dani M Dahwilani
Artikel Terkait
Destinasi
1 bulan lalu

5 Destinasi Wisata di Banyuwang, Liburan Murah Tidak Bikin Kantong Jebol

Destinasi
3 bulan lalu

Nusantara International Convention Exhibition Dibuka Jadi Destinasi MICE Terbaru

Nasional
5 bulan lalu

Usai Sempurnakan Haji, Jemaah Lanjutkan Ibadah dan Wisata Religi di Madinah

Muslim
8 bulan lalu

Bank Mandiri Gelar Syiar Ramadan di Destinasi Wisata Religi Purwakarta

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal