Dengan semakin meningkatnya pengakuan terhadap hewan, organisasi dan individu yang bekerja untuk melindungi hewan berupaya mengubah industri eksploitatif, menghilangkan praktik-praktik paling kejam, dan mempromosikan alternatif di mana spesies hewan tidak perlu dirugikan demi kepentingan manusia.
Koalisi Act For Farmed Animals (AFFA) juga menyoroti peternakan sebagai salah satu isu yang paling mendesak dan penting. Menurut dia, perjuangan melawan spesiesisme dilakukan melalui advokasi untuk spesies yang paling terabaikan, yakni lebih dari 80 miliar hewan darat disembelih tiap tahun untuk diambil dagingnya, juga ikan dan spesies laut yang jumlah tepatnya sulit dipastikan. Mayoritas hewan-hewan ini dibesarkan dalam sistem kurungan intensif yang dikenal sebagai "peternakan pabrik", di mana keuntungan mengesampingkan pertimbangan terkait kesejahteraan hewan.
"Hewan dijejalkan ke dalam kurungan atau kandang yang penuh sesak, tidak dapat mengekspresikan perilaku alami mereka, dan menerima prosedur peternakan yang menyakitkan dan menderita penyakit,” ujar Among.
Meskipun pertumbuhan industri peternakan, khususnya peternakan pabrik, yang terus berlanjut makin mengkhawatirkan, Act for Farmed Animals melihat gerakan kesejahteraan hewan telah memimpin perubahan yang belum pernah terjadi sebelumnya. “Transformasi dalam industri pangan sangat jelas terlihat. Kami berhasil mendapatkan komitmen dari ribuan perusahaan di seluruh dunia untuk menghapus praktik-praktik kejam seperti sistem sangkar dan kandang gestasi," kata dia.
Dia juga mendorong sektor keuangan untuk menjauh dari investasi di peternakan pabrik dan mendukung institusi untuk mulai menyediakan jutaan makanan berbasis nabati. Among menyebut, setiap tahunnya, hampir 60 juta hewan merasakan dampak positif dari kampanye ini.
"Hasil-hasil ini menunjukkan kita sedang membentuk masa depan yang lebih baik untuk semua spesies,” kata dia.