Tahun 2012 menjadi titik balik penting ketika sekelompok ilmuwan menerbitkan "The Cambridge Declaration of Consciousness. Deklarasi ini mengakui adanya dasar substrat neurobiologis terkait 'kesadaran" yang sama pada berbagai spesies hewan, termasuk semua mamalia dan burung serta beberapa spesies lainnya.
Kemudian, antara 2021 dan 2022, semua spesies vertebrata dan banyak invertebrata, seperti lobster, gurita, dan kepiting, dimasukkan secara hukum dalam daftar pemerintah Inggris dalam Animal Welfare (Sentience) Bill, mendorong pembuatan kebijakan yang mempertimbangkan kemampuan hewan mengalami rasa sakit.
Tahun 2024 ini, "Deklarasi New York tentang Kesadaran Hewan" juga menyorot spesies serangga dan moluska, seperti siput dan tiram. Deklarasi ini menyatakan ada kemungkinan hewan-hewan ini memiliki kesadaran atau dapat merasakan sakit, di mana manusia tidak boleh mengabaikan kemungkinan tersebut saat membuat keputusan yang memengaruhi mereka.
Among mengatakan pernyataan ini menegaskan adanya bias atau kekeliruan dalam argumen yang membenarkan eksploitasi terhadap hewan. Studi psikologi menunjukkan, manusia cenderung lebih berempati terhadap spesies yang lebih dekat hubungannya, seperti mamalia dibandingkan burung atau ikan.
"Namun, sejumlah penelitian menekankan semua spesies layak mendapatkan pertimbangan moral, tidak peduli seberapa dekat hubungan mereka dengan kita. Kita harus membuat perubahan yang diperlukan dalam masyarakat kita untuk menghormati kehidupan mereka,” kata Among.