Maman tinggal di Kampung Mati ini bersama dengan istri dan juga satu orang anak. Maman mengungkapkan dirinya masih nyaman untuk tinggal dan menetap di rumahnya, yang dikelilingi oleh rumah-rumah kosong dan tanpa tetangga, maupun penduduk desa lain.
“Ya merasa nyaman aja di sini. Sawahnya dekat, kebunnya dekat, kan kalau dari sarana (kampung Cigerut baru) itu jauh. Selain itu juga ada ternak yang harus diurus,” ujar Maman.
Meskipun sudah disediakan rumah, di perkampungan baru, Maman tetap bertahan di kampung Cigerut untuk melakukan pekerjaan sehari-harinya sebagai seorang petani yang memiliki lahan kopinya sendiri, sekaligus peternak sapi.