Ya, sesuai dengan julukannya, warga yang tinggal di desa ini hidup di atas air. Tidak hanya rumah warga yang ada di atas air. Tempat-tempat umum seperti masjid hingga gerbang masuk juga berdiri di atas air. Untuk mengatur lalu lintas juga menggunakan jembatan kayu yang bisa dibuka dan ditutup. Jembatan akan terbuka ketika ada perahu yang lewat dan tertutup saat perahu sudah lewat.
Bahkan untuk mobilisasi, masyarakat menggunakan perahu dari satu rumah ke rumah lain yang melintas di atas Danau Melintang seluas sekitar 11 ribu hektare. Pastinya, di desa ini tidak ada kendaraan motor atau mobil yang terparkir di area permukiman.
Beberapa jenis ikan tangkapan masyarakat di desa ini, antara lain seperti ikan biawan, jelawat, kendia, dan haruan. Tangkapan tersebut nantinya akan dijual keluar daerah seperti Tenggarong dan Samarinda, bahkan bisa keluar daerah dan sampai ke Jakarta dan Bandung. Meskipun dihuni oleh banyak orang, keadaan di danau ini masih sangat bersih. Tidak terlihat sampah yang mengapung di atasnya sekalipun.
Salah satu hal yang menjadi daya tarik masyarakat dari luar daerah untuk berkunjung ke kawasan ini adalah segala aktivitas warga Desa Muara Enggelam yang dilakukan di atas air. Pengunjung juga dapat menyusuri aliran sungai ini, menggunakan perahu yang disewa dari masyarakat setempat.