Para penari yang terdiri dari laki-laki dan perempuan ini membentuk lingkaran menjadi lima lapisan. Mereka pun akan menari sembari diiringi tuturan dari sang pemimpin tarian. Ritual Gawi Sia mencerminkan seluruh aspek kehidupan masyarakat penganutnya. Ritual ini dibawakan oleh seorang penutur dan menceritakan riwayat dari ritual ini.
“Penutur akan memantuni perkumpulan ini. Penutur juga mengapresiasi pendiri negara kita Soekarno-Hatta dan nenek moyang kita,” katanya.
Selain ritual budaya Gawi Sia, acara ini juga dimeriahkan oleh penampilan tarian khas Ende Lio yang dibawakan oleh anggota Wuamesu Indonesia, termasuk tarian daerah dan nggo wani, tarian todopare, tarian anafua, dan tarian woge. Tidak hanya itu, panitia juga menyajikan berbagai makanan khas daerah Ende Lio kepada para tamu.
Wuamesu Indonesia berkomitmen untuk menyelenggarakan acara ritual budaya ini secara rutin setiap tahun. Acara ini tidak hanya menjadi kebanggaan semata, tetapi juga merupakan aktualisasi dari adat dan budaya Ende Lio.