Pada gelaran tersebut, Tities memamerkan 40 koleksinya yang berbahan organik. Nuansa look dari NALA terlihat menonjol pada pop up print batik Afrika dan dipersembahkan dari second line brandnya yakni TS The Label.
"70 persen menggunakan kain organik. 15 (model) cowok dan sisanya cewek. Kalau TS the Label kan mostly dia punya signature-nya itu hitam-putih, itu tetap ada tapi karena aku terinspirasi dari print batik Afrika jadi akan ada nuansa pop up-nya gitu, jadi lebih menonjol lebih pop up gitu warnanya," ujar Tities.
Dalam show-nya, sejumlah muse yang tampil di antaranya Rangga Moela, Anastasia Siantar, Reti Ragil, dan Whulandary Herman.
"Persiapan untuk pertunjukan beberapa minggu lalu, sebenarnya enggak ada halangan yang gimana-mana, cuma paling masalah waktu aja, sih, yang terlalu mepet karena banyak show," katanya.
Melalui NALA yang memiliki makna 'Ratu' dari bahasa Afrika, Tities ingin membuat para wanita di Indonesia bisa saling mendukung dan berkolaborasi. Khususnya dalam dunia fashion di Indonesia.
"Jadi, mari kita sama-sama berkolaborasi untuk memajukan fashion Indonesia. Enggak cuma fashion aja tapi di kehidupan sosial kita dan juga pekerjaan kita masing-masing," tuturnya.
Bagi Tities, kepeduliannya kepada lingkungan dan kecintaannya pada fesyen bisa berjalan beriringan. Dia mengatakan, selalu peduli dengan industri fesyen, bahkan sering mengadakan kampanye agar masyarakat menggunakan pakaian yang berbahan dasar organik.
Beberapa karya pakaian yang telah dia ciptakan terbuat dari bahan daur ulang seperti katun dari kapas murni. Ada pula pakaian olahraga yang berbahan dasar botol minum yang didaur ulang.
“Pesan yang ingin saya sampaikan, mulai sekarang, kita harus lebih peduli dengan isu lingkungan,” tuturnya.