Kepala Sub Bidang Pengembangan Kawasan PLBN Aruk Purworto membandingkan struktur bangunan PLBN yang lama dan baru. Dulu pada zamannya pos lintas menghubungkan Kuching, Malaysia-Indonesia ini hanyalah sebatas pos tanpa didukung penunjang fasilitas teknologi. Namun, sekarang teknologi semacam X-ray dan CCTV sudah tersedia.
Kini, PLBN Aruk sudah menjalani pembangunan tahap kedua dengan luas sekitar empat hektare yang ditargetkan rampung akhir Desember 2018. Pada tahap kedua pembangunan, akan berdiri wisma Indonesia, kios untuk berdagang, tempat ibadah (masjid dan gereja), juga kawasan kuliner. Alokasi dananya untuk pembangunan tahap II ini digelontorkan senilai Rp201 miliar dari anggaran negara.
"Mau dibangun 24 kios untuk menjual barang kering dan basah yang barang dagangannya berasal dari kita (Indonesia) dengan tujuan memperkenalkan khas Indonesia dengan tema Wonderful of Indonesia gitu. Jadi, adanya kios pasar untuk memikat para warga Malaysia mampir ke kios tersebut, sehingga perekonomian kita mulai terdorong," jelas Purworto di kantornya, Kamis 24 Mei 2018.
Sementara untuk wismanya sedang diusulkan ke pemerintah pusat untuk dijadikan penginapan bagi para pelancong yang berencana menyebrang ke Sarawak atau juga turis asing asal negara tetangga yang hendak pelesiran ke Kalbar.
"Untuk wismanya sebenarnya untuk petugas ada di sini (PLBN). Wismanya itu bentuknya semacam hotel atau apartemen. Rencananya, ada empat lantai, jumlah kamarnya 70 (unit). Kalau keinginan pribadi saya sebaiknya disewakan, apalagi di Sajingan Besar belum ada penginapan yang layak. Rencana ini sedang diusulkan, Pak Manto (Kepala PLBN Aruk) lagi ada di Jakarta sekarang bahas soal ini (wisma) juga," katanya.