Berdasarkan data Kementerian PUPR, PLBN Aruk yang telah beraktivitas selama setahun ini merupakan zona inti PLBN, yang berada di atas lahan seluas 9,1 hektare dengan total luas bangunan 7.619 meter persegi dan biaya sebesar Rp131 miliar.
Bangunan yang berada pada zona inti meliputi Bangunan Utama PLBN, bangunan pemeriksaan, rumah pompa, bangunan gudang sita, car wash, check point, serta hardscape dan landscape kawasan yang diharapkan dapat melayani hingga 360 pelintas per hari sampai dengan 2025.
Soal pelintas yang melalui PLBN Aruk, Kepala Pos Imigrasi PLBN Aruk Daryanto menuturkan, sejak PLBN tersebut telah dibangun megah, justru banyak pelintas yang lalu-lalang keluar masuk Indonesia-Malaysia.
"Ada 700 orang yang keluar dari Malaysia masuk ke Indonesia," ujar Daryanto.
Meski target pelintas antar dua negara melebihi perkiraan sebelumnya, yang diperkirakan bakal ada 300-an orang, tetap saja ada sang kepala pos merasa ada yang kurang. Yakni membutuhkan lagi tenaga kerja dan beberapa alat pengurusan paspor.
"Pengamanan imigrasi, program terbaru belum ada. Cuma hanya menambah SDM dan sarana dan prasarana yang masih pas-pasan. Karena bentuknya masih manual, belum bentuk server dan masih harus server ke induk Sambas untuk urus paspor," ucap dia.