Bahkan setelah peristiwa dialami Siska tersebut, salah seorang temannya berinisial S yang mengajaknya bergabung ke bimbel tersebut, juga dinyatakan meninggal dunia. S ternyata diketahui bersedia menjadi tumbal saat ketiga temannya, termasuk Siska gagal ditumbalkan. Hal ini diketahui, setelah adanya surat perjanjian dengan pimpinan bimbel tempat Siska bekerja, yang diketahui ternyata merupakan pengikut sekte pemuja setan tersebut.
"Kondisi S itu sudah kurus, kayak cuma tulang saja, nggak ada dagingnya, sama almarhumah ibunya disuruh lihat, matanya lihat ke atas, mukanya nggak ada daging sama sekali. Sekujur tubuhnya banyak bercak-bercak hitam, sebelum meninggal malamnya dihalangi, lima orang nggak bakalan bertahan hidup berdiri di pintu dia pakai baju hitam bawa lilin, bilang besok mati subuh, ibunya bilang insyaAllah dapat obat, pasti sembuh, tapi akhirnya tetap meninggal pagi harinya subuh-subuh," katanya.
Sementara itu, Pakar Spiritual Ki Mudo Leksono menyatakan, berdasarkan penelusuran mata batinnya sekte ini hingga kini masih ada di Malang. Tapi intensitas pertemuannya tidak sering, hanya 5 - 6 kali pertemuan.
"Kalau pertemuannya itu (bangunannya) di pinggiran Kota Malang, bukan di tengah kota. Cuma ini penelusuran saya bukan semacam hotel, lebih menyerupai villa, tapi bangunannya besar memang," kata Ki Mudo Leksono.
Bahkan kata dia, di akses bangunan itu terdapat dua patung menyerupai baphomet, atau patung identik dengan pemuja setan. Sementara di dalam bangunan area hotel itu memang terpasang beberapa patung, dan ruangannya ditata sedemikian rupa. "Itu memang digunakan pertemuan biasanya malam pertemuannya, beberapa orang yang hadir ada dari perguruan tinggi dan intelektual juga," katanya.
Hanya ketika ditanya mengenai aktivitas penumbalan nyawa seseorang yang ikut, dia mengaku perlu waktu untuk bermeditasi sambil menelusuri pengakuan Siska, yang tersebar di video beredar.