Dari sisi creative value, lanjut Menpar Arief, setiap event harus memiliki fesyen, musik, dan koreografi yang bagus. Untuk commercial value sendiri, setiap kegiatan harus memiliki dampak langsung bagi masyarakat dengan kata lain menyejahterakan.
Selanjutnya adalah communication value yang dianggap sangat penting, karena promosinya menjadi indikator kesuksesan suatu event. Caranya dengan menganggarkan biaya untuk produksi sebesar 50 persen dan 50 persen lainnya untuk promosi, dan paling penting promosi pre-event.
Berikutnya adalah "cameragenic" karena hal itu berkaitan dengan media value, apalagi karena pos wisata inbound di Indonesia khususnya sebanyak 50 persen di antaranya adalah milenial. Caranya, kata Menpar, dengan menyediakan spot foto terbaik saat event berlangsung.
“Selain itu, pemanfaatan panggung yang sangat baik. Contoh saat Asian Games panggung seluas 80 meter x 100 meter, di atas panggung itu, jangan hanya atraksi penari saja. Tapi juga harus diimbangi dengan formasi yang bagus, sehingga bagus saat dilihat dari kamera,” katanya.
Untuk ‘C’ selanjutnya, kata Menpar, yaitu CEO commitment atau komitmen kepala daerah. Dan terakhir adalah Consistency, ada atau tidak adanya pimpinan, event tersebut harus tetap berjalan karena sudah dipromosikan sejak awal.