4. Chivito, Uruguay
Sementara, nama sandwich Uruguay bernama Chivito, diterjemahkan berarti "kambing kecil". Di dalamnya terdapat daging ham, bacon, selada, mayones, dan mozarella leleh. Ditumpuk tinggi menjadi gulungan yang mirip dengan roti hamburger atau ciabatta. Chivito biasanya juga diberi topping telur goreng, supaya lebih padat dan mengenyangkan.
5. Banh mi, Vietnam
Banh mi adalah salad khas Vietnam yang merupakan kuliner peninggalan masa kolonialisme Prancis. Roti berlapis baguette diolah ulang sesuai selera lidah orang Vietnam. Banh mi saat ini banyak dijual di pedagang kaki lima, yang bisa ditemukan di hampir setiap sudut jalan di Kota Ho Chi Minh dan di seluruh Vietnam. Versi klasiknya salad ini berbahan dasar daging babi, ditambah dengan cha lua yaitu roti gulung ala Vietnam, acar wortel, acar daikon, daun ketumbar, mayones, dan bahan-bahan lainnya. Terdapat varian lain, yaitu dengan tambahan tahu dan ayam serai yang diiris tipis. Rasanya renyah, segar, gurih dan benar-benar nikmat.
6. Muffaletta, New Orleans, Amerika Serikat
Muffuletta adalah salad yang cukup populer di kawasan New Orleans, Amerika Serikat. Dahulu, imigran Italia yang menetap di New Orleans' Lower French Quarter pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, telah menemukan roti berlapis klasik di kawasan tersebut. Terbuat dari roti Sisilia bundar berlapis wijen, bernama Muffuletta yang dilapisi buah zaitun cincang, salami genoa, ham dan taburan berbagai macam jenis keju di atasnya.
7. Katsu sando, Jepang
Potongan daging babi goreng, ditumbuk dan dilapisi tepung roti dengan panir lalu dimasukkan ke dalam roti susu putih Jepang yang lembut. Nama salad ini disebut shokupan. Yakni merupakan bahan dasar untuk katsu sando. Salad ini dianggap sebagai masakan yoshoku yang artinya dipengaruhi oleh budaya Barat. Katsu sando biasanya dihiasi dengan pita kubis, dan juga tersedia dalam versi salad ayam dan telur (tamago).