JAKARTA, iNews.id - Anemia menjadi salah satu masalah kesehatan yang umum terjadi pada anak, terutama di rentang usia 1-5 tahun. Menurut data Riskesdas 2018, satu dari tiga anak di Indonesia berusia di bawah 5 tahun berisiko anemia.
Sering kali, orang tua tidak menyadari anak mengalami anemia karena kondisi ini sering tidak menunjukkan gejala. Meskipun tanpa gejala yang jelas, anemia pada anak dapat memiliki dampak jangka panjang pada perkembangan otak. Bahkan, menjadi permanen dan dapat mengurangi tingkat kecerdasan.
Oleh karena itu, penting untuk tidak meremehkan anemia pada anak. Orang tua disarankan untuk memerhatikan dengan khusus asupan gizi anak, terutama zat besi dan vitamin C, selama lima tahun pertama kehidupan si Kecil. Jika tidak ditangani dengan tepat, kekurangan zat besi bisa menjadi penyebab stunting yang berdampak negatif permanen pada perkembangan otak anak.
Untuk itu, penerapan pola makan yang tepat sesuai pedoman gizi seimbang, termasuk memaksimalkan pemenuhan zat besi sangat diperlukan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah menyediakan makanan dan minuman yang bersumber dari protein hewani, seperti susu, telur, ayam, daging sapi dan susu pertumbuhan yang diperkaya tinggi zat besi untuk mencegah anemia pada anak.
Pakar Gizi Klinik, dr Juwalita Surapsari mengatakan, anemia dapat dicegah dengan memberikan asupan nutrisi yang tepat sesuai dengan pedoman gizi seimbang. Pastikan anak mendapatkan makanan yang bervariasi untuk mendapatkan gizi lengkap termasuk protein hewani yang kaya zat besi.
"Dalam pedoman gizi seimbang, susu yang juga sumber protein hewani bisa menjadi salah satu pilihan melengkapi asupan nutrisi si kecil sehari-hari," ujar dr Juwalita melalui keterangannya belum lama ini.