Shanty kembali menjelaskan, salah satu bentuk pelatihan yang diberikan adalah memberikan ilmu bagi para pelaku UMKM di bawah binaan Partai Perindo tentang bagaimana caranya mempromosikan dan bisa terus memopulerkan kuliner tradisional.
“Makanya, kita membantu untuk pelaku UMKM untuk mempromosikan gitu kan, dengan makanan-makanan yang sudah ada, biar nanti orang-orang juga jadi pada tahu gitu kan," katanya.
"Misalnya makanan yang sebelumnya mungkin hanya sebagian orang yang tahu, tapi setelah ada sosial media, mereka jadi lebih tahu. Kita aja suka kadang-kadang tidak tahu, kita tahu makanan enak-enak, tempat-tempat baru itu kan dari sosmed," ujarnya.
Apalagi, Shanty juga menilai, di tengah perkembangan teknologi dan gaya hidup masyarakat yang modern, popularitas makanan tradisional tak akan pernah surut, karena variasinya tak kalah dari makanan-makanan baru yang tengah hits.
“Itu (makanan tradisional) nggak akan tersingkirkan. Karena kita kan punya makanan khas tradisional dan makanan itu sekarang bisa dikemas tidak kalah dengan makanan-makanan yang dari luar dengan berbagai macam variasi ya," kata dia.
Wanita yang akrab disapa Shanty ini juga menjelaskan, selain soal cita rasa yang harus autentik dan khas, packaging atau pengemasan yang bagus juga penting agar kepopuleran makanan tradisional tidak surut. Dia menilai, hal tersebut juga penting untuk menggaet konsumen agar tertarik untuk membeli dan menjajal produk makanan tradisional.
"Jadi dilihat menarik gitu kan, jadi pembeli itu senang gitu. Di samping makanannya juga enak, kita kan enggak kalah enak juga ya makanan tradisional kita dibanding makanan-makanan yang dari luar gitu kan, lebih sehat juga," tuturnya.