Dalam program ini, TMMIN mendampingi ITS untuk mengimplementasikan prinsip-prinsip TPS ke Koperasi Kopi Wonosalam dengan tujuan meningkatkan kualitas dan efisiensi produksi kopi dengan mengintegrasikan petani kopi lokal, sehingga dapat menghasilkan produk yang bukan hanya diterima pasar domestik tapi juga merambah ke pasar ekspor.
Terkait dengan jenis kopi, dilansir dari Homegrounds, Arabika menguasai hampir 60 persen pasar kopi dunia. Arabika memiliki rasa lebih ramah di mulut ketimbang robusta. Memiliki citarasa manis dan asam, dan memiliki lapisan rasa lebih kompleks.
Arabika lebih cocok ditanam di dataran tinggi dengan curah hujan sedang dan paparan sinar matahari alami yang cukup. Namun, arabika adalah jenis kopi paling rewel. Arabika tak mau tumbuh subur jika lingkungan tumbuhnya tak sesuai.
Sementara itu, robusta diambil dari sifat kopi ini yang lebih "robust" atau kokoh, bisa hidup di lingkungan lebih fleksibel dibanding arabika.
Meski lebih mudah ditanam atau dibudidayakan dan lebih kuat terhadap hama, namun kepopuleran robusta di bawah arabika. Sebab, robusta tak memiliki variasi rasa dan aroma layaknya arabika.
Robusta banyak dicari oleh pecinta kopi yang memuja citarasa kopi yang pahit mantap. Robusta jugalah jenis biji kopi yang paling cocok diolah menjadi espresso.
Biji kopi ekselsa sering disamakan dengan liberika. Ini lantaran ekselsa juga tumbuh di lingkungan yang sama dengan liberika, dan pohonnya pun juga bisa tumbuh tinggi. Namun soal citarasa dan aroma, ekselsa sedikit berbeda dengan liberika. Ekselsa memiliki citarasa cenderung ke buah-buahan.