Swamening adalah olahan tradisional menggunakan bahan sayur lilin, dicampur dengan sagu dan kelapa parut. Kemudian dibungkus dengan daun gedi kemudian dikukus. Makanan khas masyarakat Genyem, Kabupaten Jayapura ini bisa Anda santap di restoran di tengah hutan ini.
Kemudian ada Kha Ebehele, diambil dari bahasa Sentani yang artinya ikan gabus dimasak dalam ebehele, yaitu sejenis tempayan. Selanjutnya dicampur dengan sayuran daun sukun. Jika Anda ingin memesan menu ini harus bersabar menunggu, karena waktu memasak yang dibutuhkan sangat lama dan bahkan hingga berjam-jam lamanya. Hal itu bertujuan agar daging dan tulangnya menjadi lunak, tentunya dengan rasanya nikmat.
Finukhu atau populer dengan nama papeda, juga tersedia di restoran ini dan jadi salah satu makanan khas masyarakat Sentani. Finukhu dibungkus menggunakan daun khusus, masyarakat Sentani menyebutnya daun fothofhe. Papeda bungkus ini lebih praktis, serta mudah dibawa baik untuk disantap langsung maupun untuk bekal. Selain itu, finukhu juga tahan hingga 1-2 minggu.
Lantas, bagaimana cara menuju Ungkea Jungle resto ini? Untuk mencapai restoran ini, Anda harus menempuh waktu selama 10 menit melewati jalan setapak. Sepanjang perjalanan dikelilingi oleh pohon-pohon sagu yang akan menjadi pengalaman menarik bagi siapa saja yang berkesempatan datang. Restoran dibangun sangat tradisional, materialnya terbuat dari bambu dan daun sagu. Kemudian meja dan bangku dibuat memanjang yang materialnya masih berasal dari kayu. Selanjutnya pada bagian sudut-sudutnya, tersedia tempat sampah yang terbuat dari anyaman daun sagu.
Bagaimana, tertarik untuk singgah ke restoran di tengah hutan sagu ini?