Merujuk pada kafein sebagai stimulan utama yang ada pada kopi, mengutip Healthline, Jumat (7/1/2022), seperti disebutkan peneliti nutrisi dan dokter muda, Kris Gunnars, BSc , kopi bisa membantu memobilisasi lemak dari jaringan lemak, karena kafein ini merangsang sistem saraf yang mengirimkan sinyal langsung ke sel-sel lemak, untuk memberitahu sel-sel lemak tersebut untuk memecah lemak.
Hal di atas dilakukan dengan meningkatkan kadar hormon epinefrin (adrenalin) dalam darah. Adrenalin yang mengalir melalui darah ke jaringan lemak, memberi sinyal untuk memecah lemak dan melepaskannya ke dalam darah di tubuh kita.
Sebagai catatan, melepaskan asam lemak ke dalam darah tidak langsung bisa menghilangkan lemak, kecuali jika membakar lebih banyak kalori daripada yang masuk ke tubuh lewat diet. Kondisi ini dikenal sebagai keseimbangan energi negatif, yang bisa dicapai dengan makan lebih sedikit dan lebih banyak berolahraga.
Selain itu, kafein dalam kopi ternyata juga bisa meningkatkan tingkat metabolisme tubuh. Studi menunjukkan, kafein bisa meningkatkan level tubuh membakar kalori saat istirahat atau resting metabolic rate (RMR) sebesar 3 sampai 11 persen. Makin tinggi tingkat RMR-nya, maka semakin mudah untuk menurunkan berat badan atau makan tanpa berat badan yang bertambah.
Disebutkan lebih lanjut, sebagian besar peningkatan metabolisme ini disebabkan oleh adanya peningkatan pembakaran lemak. Tapi efeknya berbeda-beda pada setiap orang, studi menunjukkan kafein bisa meningkatkan pembakaran lemak sebanyak 29 persen pada orang bertubuh kurus, tapi hanya sampai di level 10 persen di orang dengan tubuh gemuk.