Dalam kesempatan itu, Sandiaga berpesan, dalam membangun usaha, diperlukan landasan utama 3K yakni kecerdasan, keuletan dan kegigihan, serta kejujuran.
“Harapan kita, pandemi ini justru menjadi pemicu dari ekonomi kreatif menjadi lokomotif agar bangsa ini semakin besar dan Aceh mampu melahirkan pengusaha-pengusaha kelas dunia,” katanya.
Selain mi Aceh, ada beberapa kuliner yang menjadi ikon kota Banda Aceh, seperti kuah beulangong (kari daging), timpan, asoe kaya (srikaya), dan roti cane. Dengan beragam kuliner khas Aceh, tidak heran kalau sektor tersebut di Provinsi Aceh pada tahun 2018 dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 3.000 orang. Dan omzet per tahun bisa mencapai Rp5,4 triliun.
Pada kesempatan yang sama, Wali kota Banda Aceh Aminullah Usman mengucapkan terima kasih atas kehadiran Menparekraf yang telah mencicipi berbagai kuliner khas Aceh hingga meninjau langsung potensi pariwisata dan ekonomi kreatif di Kota Banda Aceh. Hal ini disebutnya menandakan perhatian Menparekraf untuk masyarakat Aceh.
“InsyaAllah sektor ekonomi kreatif di Aceh akan membantu meningkatkan perekonomian masyarakat secara keseluruhan. Dan tahun 2024 Aceh akan menjadi tuan rumah PON. Untuk itu, kami sangat berharap dukungan dari Pak Menteri dalam menyukseskan PON Aceh 2024,” kata Aminullah.