Melansir dari World of Buzz, Rabu (15/7/2020) penelitian menunjukkan ketika para peserta makan malam, pada jam 10, kadar gula darah mereka lebih tinggi dan jumlah lemak yang terbakar lebih rendah. Hal ini terjadi meski makanan yang dikonsumsi mereka sama.
“Rata-rata, kadar glukosa puncak setelah makan malam sekitar 18 persen lebih tinggi, dan jumlah lemak yang terbakar semalam menurun sekira 10 persen dibandingkan dengan makan malam sebelumnya,” kata Penulis Studi, Chenjuan Gu, MD, PhD.
Lebih lanjut dia mengatakan, efek yang terlihat pada sukarelawan yang terbiasa makan malam telat waktu sama seperti pasien obesitas atau diabetes. Mereka tampak memiliki metabolisme yang terganggu.
Para peneliti menunjukkan penelitian sebelumnya menunjukkan telat makan malam dapat dikaitkan dengan obesitas dan sindrom metabolik. Ini merupakan kondisi, yang memengaruhi lingkar pinggang, kadar trigliserida tinggi, kadar kolesterol baik yang rendah, tekanan darah tinggi dan gula darah puasa tinggi.
Kondisi ini sama-sama dapat meningkatkan risiko kondisi kesehatan serius lainnya. Studi 2018 di Spanyol menemukan makan malam lebih awal, pada pukul 9 atau 10 malam, dan meninggalkan jeda setidaknya dua jam setelah makan baik untuk kesehatan