Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Presiden Prabowo Ungkap Ciri-Ciri Negara Berhasil, Apa Itu?
Advertisement . Scroll to see content

5 Negara Ini Berhasil Hadapi Resesi Ekonomi di Masa Lalu, Nomor 3 Tetangga Indonesia

Rabu, 12 Oktober 2022 - 21:32:00 WIB
5 Negara Ini Berhasil Hadapi Resesi Ekonomi di Masa Lalu, Nomor 3 Tetangga Indonesia
Gedung The federal Reserve (The Fed). (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

3. Singapura

Singapura mengalami resesi pertamanya pada 1985. Tanda-tanda perlambatan ekonomi negara ini sudah terlihat pada 1984. Pada kuartal kedua tahun 1985, Singapura mencatat tingkat pertumbuhan minus 1,4 persen. 

Resesi mengakibatkan perusahaan bangkut serta pengurangan tenaga kerja. Angka pengangguran Singapura pun naik menjadi 4,1 persen. Resesi di Singapura disebabkan oleh faktor eksternal dan internal. Adapun faktor eksternalnya meliputi ekonomi negara di dunia yang sedang melambat, khususnya Amerika Serikat. 

Selain itu, Singapura juga mengalami penurunan permintaan barang. Sedangkan dari sisi internal, biaya operasi yang tinggi terkait biaya sewa dan upah yang membuat Singapura kurang kompetitif di pasar global menjadi faktor penyebab resesi.

Guna melawan resesi, pemerintah Singapura melakukan langkah pemotongan biaya, seperti pengurangan kontribusi pemberi kerja ke Central Provident Fund dan Skill Development Fund, pembatasan upah selama dua tahun, hingga pinjaman dengan bunga yang lebih rendah. 

Tak hanya itu, pemerintah juga mengadopsi kebijakan privatisasi serta deregulasi guna menetapkan sektor swasta sebagai penggerak baru pertumbuhan ekonomi. Pada 1986, ekonomi Singapura pun mencatat pertumbuhan 1,2 persen, meningkat menjadi 3,8 persen.

4. China

China melakukan program stimulus dalam menghadapi resesi. Pemerintah China telah mengadopsi paket kebijakan seperti kebijakan fiskal, moneter, keuangan hingga perdagangan. Guna menjaga likuiditas pasar serta memenuhi kebutuhan modal kerja serta pembiayaan pemerintahan membuat kebijakan.

People’s Bank of China (PBC) melonggarkan pasar kredit melalui instrumen kebijakan konvensional, seperti operasi pasar terbuka, fasilitas pinjaman, dan refinancing. China juga menerapkan serangkaian langkah dukungan keuangan terhadap UKM (usaha kecil dan menengah) dengan mengurangi suku bunga hingga menyediakan jalur kredit khusus untuk dimulainya kembali produksi.

5. Arab Saudi

Arab Saudi melakukan sejumlah kebijakan terkait resesi yang pernah dialaminya. Arab Saudi melakukan likuiditas dan dukungan fiskal, momentum reformasi di bawah Visi 2030, hingga harga dan produksi minyak yang tinggi membantu pemulihan ekonomi Arab Saudi. 

Produksi minyak Saudi telah meningkatkan posisi fiskal. Pada 2021, pertumbuhan keseluruhan mencapai 3,2 persen. Hal ini didorong oleh rebound sektor non-minyak. Pemerintah Arab Saudi mengelola pendapatan minyak secara berlanjut sehingga pengeluaran tidak naik turun sejalan dengan harga minyak. 

Langkah ini menghasilkan terjadinya kesinambungan fiskal serta mencegah kembalinya siklus boom dan bust. Arab Saudi juga mengambil langkah-langkah seperti peningkatan bisnis, menarik investasi asing, hingga menciptakan lapangan kerja di sektor swasta. 

Berbagai langkah tersebut dikombinasikan dengan tata kelola serta reformasi pasar tenaga kerja, mempermudah bisnis, meningkatkan jumlah fasilitas hingga meningkatkan partisipasi perempuan dalam angkatan kerja.

Editor: Jeanny Aipassa

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut