Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Bos Danantara Ungkap Praktik Nakal BUMN: Ada yang Profit Tinggi dengan Percantik Buku
Advertisement . Scroll to see content

6 Kesalahan Kaum Millenial soal Keuangan, Hindari Yuk agar Tak Menyesal di Masa Depan

Sabtu, 29 Januari 2022 - 14:25:00 WIB
6 Kesalahan Kaum Millenial soal Keuangan, Hindari Yuk agar Tak Menyesal di Masa Depan
6 kesalahan kaum millenial soal keuangan, hindari yuk agar tak menyesal di masa depan.
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Ada 6 kesalahan kaum millenial soal keuangan yang kerap dilakukan. Kesalahan-kesalahan ini terjadi lantaran sebagian millenial tidak mengetahui dasar-dasar mengelola keuangan. 

Dengan mengetahui kesalahan yang kerap dibuat kaum millenial terkait keuangan, Anda bisa belajar dari kesalahan tersebut dan membuat perubahan. Dengan begitu, membantu Anda menghindari kesalahan dan membuat keputusan keuangan yang cerdas.  

Dikutip dari CNBC, berikut 6 kesalahan kaum millenial soal keuangan yang kerap dilakukan:

1. Membiarkan Utang Kartu Kredit Menumpuk

Menggunakan kartu kredit secara teratur dan bertanggung jawab adalah salah satu cara paling efektif untuk mengajukan utang dalam jumlah lebih besar di kemudian hari. Dengan rekam jejak yang baik dalam kredit bisa membantu Anda mendapatkan kredit untuk rumah, mobil, dan lainnya.

Sayangnya, mayoritas millenial banyak yang berjuang untuk melunasi utang kartu kredit mereka. Beberapa  millenial tidak segera melunasi utang kartu kredit, sehingga menjadi menumpuk.

Ada dua aturan penting dalam menggunakan kartu kredit: Jangan mengandalkannya untuk membayar kebutuhan hidup dan jangan mengeluarkan uang terlalu banyak untuk hal-hal yang tidak Anda butuhkan.

2. Tidak Punya Dana Darurat dan Rainy Day Fund

Banyak millenial membuat kesalahan dengan menabung hanya untuk satu dana atau tidak sama sekali. Akibatnya, mereka terlilit utang atau harus menarik uang dari rekening tabungan mereka.

Pertama, penting untuk dipahami dana darurat dan rainy day fund adalah dua hal yang sama sekali berbeda. 

Dana darurat adalah jaring pengaman Anda jika mengalami keadaan darurat keuangan seperti kehilangan pekerjaan, sakit atau kecelakaan. Sedangkan rainy day fund dimaksudkan untuk pengeluaran yang lebih kecil dan lebih dapat diprediksi seperti perbaikan wastafel atau memperbaiki kendaraan.

Biasanya, dana darurat harus menyediakan bantalan biaya hidup selama tiga sampai enam bulan. Untuk menghitung berapa banyak yang Anda butuhkan untuk rainy day fund Anda, kendalikan potensi pengeluaran di masa depan seperti utilitas, bahan makanan, dan asuransi.

3. Pengeluaran Sama dengan Pendapatan

Ketika Anda masih muda, hidup saat ini terdengar jauh lebih menarik daripada merencanakan masa depan. Tetapi Anda tidak akan pernah mencapai kebebasan finansial jika Anda terus jatuh ke dalam perangkap inflasi gaya hidup atau meningkatkan pengeluaran Anda saat penghasilan Anda naik.

Artinya: Jangan pindah ke apartemen yang lebih besar hanya karena Anda naik gaji atau jangan merencanakan liburan mahal hanya karena mendapat bonus. Lebih baik, fokus pada gambaran yang lebih besar dan simpan uang itu atau gunakan untuk melunasi utang.

Dengan sedikit mengencangkan ikat pinggang, Anda dapat meningkatkan uang Anda dan membelanjakannya untuk tujuan yang lebih penting seperti membeli rumah, pensiun dini, melindungi keluarga Anda atau bahkan mengadakan pernikahan impian Anda. 

4. Tidak Proaktif pada Kesehatan

Seperti yang pernah dikatakan Warren Buffett, "Anda hanya memiliki satu pikiran dan satu tubuh selama sisa hidup Anda. Jika Anda tidak merawatnya ketika Anda masih muda, itu seperti meninggalkan mobil di tengah hujan es dan membiarkan karat menggerogotinya."

Dan menyingkirkan semua karat itu akan sangat mahal.

Meski mungkin terdengar seperti hambatan, bersikap proaktif tentang kesehatan Anda akan membantu Anda hidup lebih lama dan mencegah biaya perawatan kesehatan yang tinggi di masa depan. Mulailah dengan menjaga pola makan yang sehat dan sering berolahraga. 

Gunakan asuransi kesehatan karyawan Anda dengan melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin. Itu dapat membantu Anda mengidentifikasi potensi masalah lebih awal sebelum berubah menjadi sesuatu yang serius.

5. Tidak Berinvestasi

Banyak millenial yang tidak memikirkan mengalokasikan sebagain uangnnya untuk investasi, apakah itu saham, reksa dana, emas atau lainnya. Tentu, ada beberapa risiko yang datang dengan berinvestasi. Misalnya, Anda tidak dapat mengontrol dengan tepat apa yang akan terjadi di pasar atau tingkat pengembalian yang dapat Anda peroleh.

Namun, yang dapat Anda kendalikan adalah seberapa banyak Anda menabung, berapa persentase pendapatan yang Anda alokasikan ke dalam investasi jangka panjang dan bagaimana Anda menginvestasikan dana tersebut.

Berinvestasi di pasar saham adalah salah satu cara tercepat untuk menumbuhkan kekayaan Anda. Jika Anda tidak tahu cara berinvestasi, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan penasihat keuangan.  

6. Tidak Menabung untuk Masa Pensiun

Menunda-nunda mulai menabung untuk masa pensiun adalah kesalahan besar yang akan Anda sesali di kemudian hari. Sebagian dari millenial lebih mengutamakan uang mereka untuk belanja besar-besaran, liburan, atau pengeluaran pribadi lainnya.

Aturan umumnya adalah mengalokasikan sekitar 15 persen dari pendapatan sebelum pajak setiap tahun ke dalam rekening tabungan. Jika Anda tidak menghasilkan banyak uang, berusahalah untuk merestrukturisasi gaya hidup Anda sehingga Anda bisa hidup dengan biaya lebih sedikit dari pendapatkan  yang Anda hasilkan. Bahkan menyisihkan sedikit uang dalam sebulan dapat membuat perbedaan.

Itulah enam kesalahan millenial soal keuangan yang kerap dilakukan. Semoga Anda bisa menghindari atau memperbaiki kesalahan tersebut demi masa depan yang lebih baik.  

Editor: Jujuk Ernawati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut