Angola Keluar dari OPEC setelah Protes Kebijakan Pemangkasan Produksi
Kepergian Angola akan meninggalkan OPEC dengan 12 anggota dan produksi minyak mentah sekitar 27 juta barel per hari atau sekitar 27 persen dari 102 juta barel per hari pasar minyak dunia. Hal ini semakin mengurangi pangsa pasar OPEC di dunia yang mencapai 34 persen pada tahun 2010.
Selain keluarnya beberapa anggota, keputusan OPEC dan OPEC+ untuk memangkas produksi dan meningkatnya output negara-negara non-OPEC termasuk Amerika Serikat (AS) telah mengurangi pangsa pasarnya. Brasil diperkirakan akan bergabung dengan OPEC+ pada bulan Januari tetapi tidak akan mengambil bagian dalam pembatasan produksi terkoordinasi kelompok tersebut.
Angola tidak mampu memproduksi cukup minyak untuk memenuhi kuota OPEC+ dalam beberapa tahun terakhir, karena menurunnya investasi dan kurangnya pengembangan ladang minyak baru yang besar.
Negara ini telah berjuang untuk membalikkan penurunan produksi sejak mencapai puncaknya sebesar 2 juta barel per hari pada tahun 2008 dan memperkirakan akan mempertahankan produksi saat ini hingga tahun 2024.
Bagi Angola, minyak dan gas menyumbang sekitar 90 persen dari total ekspor. Ketergantungan berlebihan ini coba dikurangi oleh pemerintah setelah pandemi Covid-19 dan penurunan harga bahan bakar global memberikan dampak buruk terhadap perekonomian negara tersebut.
Beberapa perusahaan minyak besar dan independen beroperasi di negara Afrika bagian selatan, termasuk TotalEnergies, Chevron, ExxonMobil, dan Azule Energy.
Editor: Aditya Pratama