Apakah Krisis Keuangan akan Terjadi Kembali?
Dia mencontohkan, ketika AS menaikkan suku bunga acuan hingga 20 persen pada 1980 menyebabkan Brasil, Argentina dan Meksiko mengalami krisis keuangan. Hal yang sama terjadi lagi pada 1990, di mana suku bunga naik. Kemudian pada 2007, suku bunga acuan AS naik lagi sehingga dunia mengalami krisis keuangan global.
Sri Mulyani pun menjelaskan, ada beberapa kondisi yang harus diwaspadai pada pertengahan tahun ini yang bisa memicu krisis, di antaranya perubahan kebijakan moneter AS, pandemi Covid-19, perang Rusia-Ukraina, dan naiknya harga komoditas.
Adapun Bank Dunia baru-baru ini memangkas proyeksi pertumbuhan global dan memperingatkan banyak negara bisa jatuh ke dalam resesi karena ekonomi tergelincir ke dalam periode stagflasi yang mengingatkan pada era 1970-an. Ekspansi ekonomi global tahun ini diperkirakan hanya 2,9 persen, turun dari tahun sebelumnya 5,7 persen.
Invasi Rusia ke Ukraina dan lonjakan harga komoditas memperparah kondisi ekonomi global, yang ditimbulkan akibat pandemi Covid-19. Menurut Bank Dunia, sekarang memasuki apa yang mungkin menjadi periode pertumbuhan lemah yang berlarut-larut dan inflasi yang meningkat.
"Perang di Ukraina, lockdown di China, gangguan rantai pasokan, dan risiko stagflasi memukul pertumbuhan. Bagi banyak negara, resesi akan sulit dihindari," kata Presiden Bank Dunia David Malpass, dikutip dari CNBC International.
Demikian penjelasan apakah krisis keuangan akan terjadi kembali? Mudah-mudahan memberi informasi!
Editor: Jujuk Ernawati