Beban Bertambah, Indocement Kaji Kenaikan Harga Semen

JAKARTA, iNews.id - PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk tengah mencoba untuk menaikkan harga semen di beberapa daerah. Sampai saat ini saja di empat kota wilayah Jawa Tengah, perseroan sudah menaikan harga sekitar Rp500-Rp1.000 per sak dan akan melihat kemungkinan peningkatan banderol susulan.
Direktur Utama Indocement Tunggal Prakarsa Christian Kartawijaya mengatakan, kenaikan harga ini sudah semestinya terjadi karena industri semen tengah terpukul akibat beberapa faktor. "Semua pemain terpukul tajam kenaikan batu bara dan minyak meski BBM (bahan bakar minyak) tidak naik tapi kita kena impact batu bara, kenaikkan minyak idustri, dan exchange rate," kata dia dalam public expose di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (23/3/2018).
Seperti diketahui, dalam satu tahun terakhir harga batu bara di pasar global terus mengalami kenaikan bahkan sempat mencapai 100 dolar Amerika Serikat (AS) per metrik ton. Meski pemerintah telah menetapkan harga batu bara acuan 70 dolar AS per metrik ton, namun penetapan tersebut hanya berlaku untuk PT PLN (Persero) saja.
Selain itu, bergejolaknya niai tukar rupiah terhadap dolar AS yang sudah di atas level 13.700 juga memengaruhi kenaikan harga semen karena sebagian besar pembiayaan masih memakai dolar AS. Menurut Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) per 23 Maret 2018, rupiah bergerak ke Rp13,780 per dolar AS.
"Cost factor tersebut tidak hanya memukul kami, tapi juga semua pabrikan semen. Makanya jangan heran kalau pabrikan besar sudah mulai mencoba manuver bisa tidak kita naikin harga," tuturnya.