Beban Bertambah, Indocement Kaji Kenaikan Harga Semen

Kendati sudah menaikkan harga di beberapa tempat, pihaknya masih melihat respons dari pesaingnya yang lain. Namun, jika melihat dari biaya pengeluaran yang bertambah maka ia inginnya menaikan harga.
"Misalnya Indocement naikin di sini kemudian kita liat mereka ikut enggak, kalau tidak ikutan ya kita turunin, ini seninya saat ini. Tapi kalau dari budget naik, in budget we will try to increase the prices karena cost sudah naik begitu banyak," ucapnya.
Namun, ternyata masih ada pesaing yang menjual dengan harga 10 persen di bawah harga yang ditetapkan perseroan. Padahal, secara perhitungan jika menjual dengan harga tersebut maka secara prinsip harus menanggung utang.
"Jadi sudah sewajarya kami naikkan menurut saya saat ini dengan EBITDA 21 persen. Apalagi harga yang naik tinggi dan exchange rate saya percaya EBITDA mereka sudah single digit sehingga akan sulit survive di industri semen," katanya.
Saat ini ia masih melihat beberapa kemungkinan sebagai pertimbangan untuk menaikkan harga. Jika kondisi pasar bisa terkendali maka ia akan mencoba menaikkan harga di beberapa tempat. Tapi jika tidak, maka ia yakin perseroan masih kuat bertahan di harga dan posisi saat ini.
"Menurut saya utilisasi akan rendah di dua tahun ini karena biasanya siklus dua tahun turun. Jadi kami melakukan efisiensi SDM cukup banyak tapi kita masih bisa survive saat naikkan kapasitas," ujarnya.
Editor: Ranto Rajagukguk