Bed Bath & Beyond di Ambang Kebangkrutan, Tutup 360 Toko Mulai 26 April
NEW YORK, iNews.id - Bed Bath & Beyond, perusahaan ritel asal Amerika Serikat (AS), di ambang kebangkrutan dan akan menutup 360 tokonya mulai Rabu (26/4/2023).
The New York Times melaporkan pada Minggu (23/4/2023), manajemen Bed Bath & Beyond telah mengajukan perlindungan kebangkrutan di United States Bankruptcy Court (Pengadilan Kebangkrutan Amerika Serikat) untuk Distrik New Jersey.
Manajemen Bed Bath & Beyond melaporkan kondisi perusahaan mengalami kerugian akibat dampak penjualan online yang meningkat seiring pandemi Covid-19, dan kondisi ekonomi AS yang berada dalam ketidakpastian.
Selain menjual 360 toko, perusahaan ritel berusia 52 tahun itu, juga akan menjual 120 lokasi Buy Buy Baby dan akan menjual sebagian bisnisnya kepada investor potensial. Dalam file pengajuan kebangkrutan, Bed Bath & Beyond menyatakan seluruh toko diharapkan dapat ditutup pada 30 Juni 2023.
Pelanggan diberi waktu hingga 8 Mei 2023 untuk menukar kupon berhadian di seluruh toko Bed Bath & Beyond, namun tidak dijelaskan apakah aplikasi perusahaan akan ikut ditutup.
"Terima kasih kepada semua pelanggan setia kami. Kami telah membuat keputusan sulit untuk mulai menghentikan operasi kami,” bunyi pernyataan di situs resmi Bed Bath & Beyond, dikutip Reuters, Minggu (23/4/2023).
Untuk membantu mendanai operasinya yang bangkrut, Bed Bath & Beyond telah mengumpulkan 240 juta dolar AS atau sekitar Rp3,562 triliun dari firma investasi Sixth Street Specialty Lending.
Michael Lasser, seorang analis ritel di UBS, mengatakan kebangkrutan yang dialami Bed Bath & Beyond memberikan gambaran tentang kekuatan yang membentuk lanskap ritel pascapandemi Covid-19.
Konsumen semakin hati-hati dan lebih cerdas membelanjakan uang, sehingga pengecer harus beradaptasi. Pasalnya konsumen cenderung mengurangi pengeluaran diskresioner, termasuk untuk kebutuhan barang rumah tangga.
Editor: Jeanny Aipassa