Bos Garuda Indonesia Pastikan Skema Sewa Pesawat Berubah, Jadi Bagaimana?

JAKARTA, iNews.id - Skema sewa (leasing) pesawat PT Garuda Indonesia Tbk bakal berubah menyusul homologasi atau kesepakatan damai dengan kreditur. Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, sewa pesawat akan dilakukan jika pesawat akan dioperasikan.

"Untuk sewa pesawat akan diberlakukan ke depan adalah, di mana kita hanya akan membayar bila pesawat tersebut akan kita terbangkan," kata dia dalam konferensi pers, Selasa (28/6/2022).

Baca Juga

Utang AS Catat Rekor Jumbo, Tembus USD38 Triliun hingga 21 Oktober 2025

Sistem sewa pesawat Garuda Indonesia merupakan salah satu penyebab utang maskapai penerbangan pelat merah ini besar. Harga sewa pesawat Garuda Indonesia bervariasi mulai dari Rp2,4-18 miliar, tergantung jenisnya.

Beberapa jenis pesawat terbang yang sering dipakai Garuda Indonesia per 4 September 2021, antara lain Boeing 737-800 sebanyak 52 pesawat, Boeing 777-300ER sebanyak 10 pesawat, Airbus 330-300 sebanyak 27 pesawat, dan ATR 72-600 sebanyak 12 pesawat.

Baca Juga

Begini Aksi Korporasi Garuda Indonesia setelah Menang PKPU

Adapun harga sewa masing-masing tipe pesawat terbang per bulan yang disewa Garuda Indonesia seperti yang disebutkan di dalam website www.airliners.net dalam mata uang dolar AS dan rupiah dengan asumsis kurs 1 dolar AS sebesar Rp14.172, yakni: 

Harga sewa pesawat Boeing 737-800 per bulannya diperkirakan mencapai 240.000 dolar AS atau setara Rp3,4 miliar. Harga sewa pesawat ini belum termasuk biaya perawatan dan operasional.

Harga sewa pesawat Boeing 777-300 ER per bulan sebesar 1.330.000 dolar AS atau setara Rp18,9 miliar. Garuda Indonesia menyewa 10 pesawat Boeing 777-300 ER. Dengan demikian, harga sewa pesawat tipe ini yang harus dibayarkan Garuda Indonesia mencapai Rp189 miliar per bulan. Biaya sewa Boeing 777-300 ER ini menjadi biaya sewa pesawat terbesar dari berbagai tipe pesawat yang dimiliki perseroan.

"Jadi secara biaya sewa, yang new body ini secara, kita mengalami penurunan sebesar 31 persen, sementara pesawat berbadan besar sebesar 56 persen," ujar Irfan. 

Editor: Jujuk Ernawati