Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Penjualan Nikel Melejit, PAM Mineral Raup Laba Bersih Rp401,66 Miliar hingga Kuartal III 2025
Advertisement . Scroll to see content

BUMN Karya Kompak Absen Bagi-bagi Dividen Tahun Ini, Apa Penyebabnya?

Minggu, 12 Mei 2024 - 07:40:00 WIB
BUMN Karya Kompak Absen Bagi-bagi Dividen Tahun Ini, Apa Penyebabnya?
ilustrasi Kementerian BUMN, pemegang saham mayoritas BUMN Karya tak bagi-bagi dividen tahun ini (ist)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Emiten konstruksi pelat merah tahun ini kompak absen alias tidak menyetor dividen kepada pemegang saham sepanjang 2024. Berbeda dengan BUMN berstatus terbuka (Tbk) di sektor bisnis lainnya yang malah ramai-ramai membagikan keuntungan bersih (laba) tahun buku 2023 bernilai triliunan rupiah. 

Bahkan, Kementerian BUMN selaku pemegang saham mayoritas juga tidak menargetkan nilai dividen yang dapat dikontribusikan seluruh emiten konstruksi untuk tahun buku 2024. Alhasil, pada 2025 ada potensi BUMN karya kembali absen menyetor sebagian laba bersihnya ke pemegang saham. 

Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo alias Tiko mengatakan, pihaknya masih fokus pada penyehatan keuangan seluruh BUMN karya, lantaran struktur keuangan perusahaan masih terkontraksi.

Proses restrukturisasi pun ditargetkan mulai rampung tahun ini, terutama untuk PT Waskita Karya (Persero) Tbk atau WSKT, dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. alias WIKA 

“Kita tidak target dividen di (BUMN) karya karena kita tahu mereka semua sedang penyehatan, jadi tidak ada dividen dulu di karya,” ucapnya saat ditemui beberapa waktu lalu, ditulis Minggu (12/5/2024).

Lantas bagaimana dengan kinerja keuangan emiten BUMN karya saat ini?

Pencatatan keuangan dua emiten konstruksi pelat merah di tiga bulan pertama tahun ini masih negatif. Di mana, WIKA dan WSKT masih merugi. 

Pada kuartal I-2024, Wijaya Karya membukukan rugi yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat menjadi Rp1,13 triliun. Angka ini naik 117 persen dibandingkan kerugian pada periode yang sama tahun lalu senilai Rp521,25 miliar.

Dari laporan keuangannya, kerugian di kuartal I-2024 lantaran pendapatan bersih WIKA menurun 18,75 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp3,53 triliun, dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp4,34 triliun.

Adapun, sumber pendapatan WIKA pada periode tersebut berasal dari bidang infrastruktur dan gedung sebesar Rp1,53 triliun, industri Rp1,15 triliun, industri plant  Rp585,97 miliar, hotel Rp192,28 miliar, realty dan properti Rp33,02 miliar, serta investasi Rp35,81 miliar.

Kondisi serupa juga dialami emiten bersandi saham WSKT, di mana perusahaan membukukan rugi menjadi Rp939,5 miliar pada paruh pertama semester satu tahun ini. Kerugian itu naik 150,59 persen dibandingkan periode serupa 2023, yakni Rp374,93 miliar.

Pencatatan keuangan negatif ini didorong oleh meningkatnya beban keuangan yang terkerek hingga 56,17 persen menjadi Rp1,09 triliun. Adapun, Waskita Karya mengantongi pendapatan usaha sebesar Rp2,17 triliun di kuartal I-2024, turun 20,27 persen secara tahunan dari kuartal I-2023, yaitu Rp2,73 triliun. 

Sumber pendapatan Waskita berasal dari segmen jasa konstruksi senilai Rp1,48 triliun, turun 35,31 persen secara tahunan. Meskipun begitu, penjualan precast tumbuh 250,74 persen menjadi Rp 364,7 miliar. Lalu, pendapatan jalan tol naik 1,75 persen ke posisi Rp248,66 miliar.

Sekalipun dua perusahaan masih merugi, namun keuangan dua emiten BUMN karya lainnya sudah mulai positif. Keduanya adalah PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. atau PTPP dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk, atau ADHI.

Pada kuartal satu tahun ini, PTPP berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp 94,60 miliar. Capaian tersebut meroket 176 persen dari periode yang sama 2023 senilai Rp34,22 miliar. 

Pembukuan ini didorong oleh pendapatan usaha yang naik 5,7 persen menjadi Rp4,61 triliun, dari periode yang sama tahun lalu Rp4,36 triliun. Harga pokok pendapatan naik menjadi Rp4,08 triliun dari posisi sama 2023 Rp 3,80 triliun.

Kendati, PTPP memutuskan tidak membagikan dividen untuk tahun buku 2023, karena perusahaan masih fokus pada penguatan struktur permodalan.

Keadaan yang hampir sama juga dialami ADHI, dimana laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar Rp10,15 miliar selama kuartal I-2024. Laba ini naik 20,14 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yaitu Rp8,45 miliar.

Hanya saja, pendapatan Adhi Karya turun sepanjang kuartal satu tahun ini. Dalam laporan keuangan, perusahaan membukukan pendapatan usaha sebesar Rp2,63 triliun atau lebih rendah 1,21 persen dari kuartal I-2023 yang berada di posisi Rp2,66 triliun.

Pendapatan usaha ADHI ditopang oleh usaha teknik dan konstruksi sebesar Rp2,03 triliun, properti dan pelayanan Rp106,33 miliar, manufaktur Rp379,54 miliar, dan investasi dan konsesi Rp98,58 miliar.

Editor: Puti Aini Yasmin

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut