Dirut Kimia Farma David Utama Dicopot saat Perusahaan Rugi Besar Rp1,82 Triliun
Dugaan tindak pidana tersebut menyumbang kerugian di Kimia Farma secara konsolidasi sepanjang 2023 hingga Rp1,82 triliun.
Meski begitu, KAEF tengah menelusuri lebih lanjut dugaan itu melalui audit investigasi yang dilakukan oleh pihak independen.
Selain itu, perseroan berencana menutup 5 dari 10 pabriknya dalam rangka efisiensi operasional. KAEF menyebut, efisiensi tersebut perlu dilakukan mengingat utilisasi pasar yang belum optimal. Pasalnya, utilisasi pabrik yang terpakai tidak pernah melebihi 40 persen.
Berdasarkan keterangan resmi perusahaan sebelumnya, Kimia Farma mengaku adanya penurunan laba sepanjang tahun lalu, akibat inefisiensi operasional dan tingginya nilai Harga Pokok Penjualan (HPP).
Adapun salah satu penyebab inefisiensi operasional itu karena kapasitas 10 pabrik yang dimiliki tidak sejalan dengan pemenuhan kebutuhan bisnis perseroan.
Editor: Aditya Pratama