Diusir dari China, Texas jadi Incaran Lokasi Baru Penambang Bitcoin
BEIJING, iNews.id - China telah lama menjadi tuan rumah bagi lebih dari setengah penambang Bitcoin dunia. Namun, sekarang negara Tirai Bambu itu ingin para penambang keluar dari negaranya secepat mungkin.
Pada Mei lalu, pemerintah China telah menyerukan akan menindak keras pada penambang dan pedagang Bitcoin. Ini memicu migrasi penambangan secara besar-besaran. Eksodus tersebut sedang terjadi dan mungkin akan membuat Texas menjadi tujuan baru.
Meski kurangnya cadangan listrik hingga menyebabkan pemadaman selama berhari-hari selama musim dingin, Texas memiliki tarif listrik termurah di dunia. Selain itu, pangsa pasar energi terbarukan terus tumbuh di sana, dengan 20 persen listrik berasal dari angin. Di samping energi yang murah dan ramah, para pemimpin politik di Texas juga sangat pro dengan uang kripto.
"Anda akan melihat perubahan dramatis selama beberapa bulan ke depan. Kami memiliki Gubernur seperti Greg Abbot di Texas yang mempromosikan pertambangan. Ini akan menjadi industri nyata di Amerika Serikat, yang akan menjadi besar," kata Brandon Arvanaghi, yang sempat menjabat teknisi keamanan di bursa kripto Gemini, seperti dilansir dari CNBC, Rabu (16/6/2021).
Lebih lanjut dia menuturkan, dengan listrik termurah di dunia, akan sangat mudah memulai perusahaan pertambangan kripto di Texas. "Jika Anda memiliki 30 juta dolar AS, 40 juta dolar AS, Anda bisa menjadi penambang utama di Amerika Serikat," imbuhnya.
Sementara itu, diperkirakan 65 hingga 75 persen penambang Bitcoin di dunia terjadi di China. Sebagian besar penambangan dilakukan di empat provinsi, yakni Xinjiang, Mongolia Dalam, Sichuan, dan Yunnan. Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Sichuan dan Yunnan merupakan kiblat energi terbarukan, sedangkan Xinjiang dan Mongolia Dalam adalah rumah bagi banyak pembangkit listrik tenaga batu bara di China.
Pengusiran para penambang telah dilakukan di Mongolia Dalam. Setelah gagal memenuhi target konsumsi energinya, para pemimpin provinsi memutuskan memberi waktu selama dua bulan kepada penambang Bitcoin untuk keluar dari wilayah mereka.
Menyusul pengusiran tersebut, De La Torre, Wakil Presiden perusahaan tambang kripto Poolin mengatakan, akan memindahkan operasionalnya ke Amerika Serikat dan Kanada. Sementara mitra pendiri Castle Island Ventures Nic Carter mengatakan, penambang Bitcoin yang berdomisili di China mencoba mencari lokasi baru di Asia Tengah, Eropa Timur, AS, dan Eropa Utara.
Namun salah satu tujuan yang memungkinkan adalah negara tetangga China, yakni Kazakhstan. Tambang batu bara di Kazakhstan menyediakan pasokan energi yang murah dan berlimpah. Namun apakah Kazakhstan menjadi tujuan atau persinggahan sementara masih harus dilihat lebih lanjut.
Editor: Jujuk Ernawati