Ekspansi di Tengah Pandemi, Selengkapnya di The Indonesia Economic Club Kamis Pukul 20.30 WIB
JAKARTA, iNews.id - Pandemi Covid-19 di Indonesia masih berlangsung dan genap satu tahun. Hingga hari ini, angka kasus Covid-19 di Indonesia masih terus menanjak dengan lebih dari satu juta kasus, bahkan Indonesia menjadi negara dengan kasus Covid-19 tertinggi di Asia Tenggara.
Dalam perjalanannya, pemerintah dan berbagai pihak terus berupaya menekan laju persebaran virus Corona. Jumlah pengangguran bertambah 2,67 juta orang, hantaman ekonomi di berbagai sektor mendorong Indonesia masuk dalam jurang resesi. Sementara, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan stabilitas sistem keuangan masih terjaga dengan baik di tengah pandemi Covid-19.
Tanpa adanya pandemi, sejatinya kinerja industri perbankan cukup menantang. OJK mencatat 100 bank telah merestrukturisasi kredit senilai Rp904,285 triliun dari 7.465.990 debitur. Nilai tersebut berasal dari 5.824.976 debitur UMKM dengan nilai kredit Rp359,977 triliun dan 1.641.014 debitur nonUMKM dengan kredit Rp544,308 triliun.
PT Bank Negara Indonesia (BNI) mencatatkan pertumbuhan yang cukup baik, terlebih pada kantor cabang luar negeri yang tersebar di enam kota seperti Hong Kong, Seoul, Osaka, Singapura, London, dan New York. Pada 2019, aset BNI KCLN London tumbuh 16,4 persen di atas rata-rata industri. Total loan tumbuh 42,3 persen, total funding tumbuh 16,2 persen, dan net profit tumbuh 78,9 persen.
Sementara, di Korea Selatan menjadi sekitar 40.000 WNI yang bekerja di berbagai bidang menjadi pasar potensial bagi BNI. Salah satu bisnis BNI adalah mengoptimalisasi diaspora yang berada di Korsel. Milenial mendominasi jumlah pekerja migran Indonesia di Korsel dengan rata-rata usia 30 tahun dengan pendapatan Rp 20 juta hingga Rp25 juta per bulan.