Erick Thohir: PICH Siap Dukung Ketahanan Pangan dengan Meningkatkan Ketersediaan Pupuk
Data per 15 November 2022, stok pupuk bersubsidi Pupuk Indonesia untuk Urea dan NPK sebanyak 720.552 ton, dengan rincian pupuk urea 437.770 ton, pupuk NPK 282.782 ton. Pupuk subsidi ini siap didistribusikan ke petani yang terdaftar dalam kelompok tani dan elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK).
Untuk memastikan penyaluran, Pupuk Indonesia didukung dengan fasilitas distribusi lengkap. Fasilitas itu, terdiri dari tiga unit pengantongan pupuk (UPP) di Semarang, Cilacap, dan Banyuwangi, 9 unit Distribution Center (DC) di Makassar (3 unit), Medan (2 unit), Dumai, Surabaya, Celukan Bawang, dan Lembar. Kemudian 590 gudang dengan kapasitas 2,5 juta ton, serta memiliki jaringan 1.100 lebih distributor dan 28.000 lebih kios resmi.
Selain penyediaan pupuk bersubsidi, Pupuk Indonesia juga terus meningkatkan ketersediaan pupuk dengan memperluas kios pupuk nonsubsidi. Saat ini kios pupuk nonsubsidi jaringan Pupuk Indonesia telah beroperasi di sejumlah provinsi seperti Bali, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Lampung, Sumatera Selatan, Riau, Sumatera Utara, hingga Aceh.
"Sudah pasti kami mengamankan ketersediaan pupuk bersubsidi sesuai amanat konstitusi. Namun, program pupuk non subsidi juga bertujuan untuk memajukan usaha dan kesejahteraan petani. Jika produktivitas meningkat dan hasil pertanian terserap maksimal, maka kesejahteraan petani dapat meningkat dan stok pangan nasional juga terjaga,” tutur Erick.
Direktur Utama Pupuk Indonesia Bakir Pasaman mengatakan, PIHC telah mengamankan pasokan bahan baku pupuk hingga akhir 2023. Upaya pengamanan bahan baku dilakukan dengan beberapa cara, seperti bekerja sama dengan negara-negara mitra produsen bahan baku pupuk khususnya fosfat dan kalium dengan harga yang kompetitif. PIHC juga sudah membuka kantor perwakilan di Dubai sebagai penghubung dengan negara-negara pemasok bahan baku.
PIHC pun sedang membangun pabrik baru agar bisa meningkatkan kapasitas produksi pupuk guna memenuhi kebutuhan nasional baik subsidi dan nonsubsidi, maupun pasar internasional.
Editor: Jujuk Ernawati