Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Pemerintah Ajak Investor Garap 108 Cekungan Migas, Kejar Target Produksi 1 Juta Barel
Advertisement . Scroll to see content

Fakta-fakta Proyek EBT Serap Jutaan Tenaga Kerja di Dunia

Kamis, 10 Februari 2022 - 10:27:00 WIB
Fakta-fakta Proyek EBT Serap Jutaan Tenaga Kerja di Dunia
Kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). (Foto: Istimewa)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memaparkan fakta-fakta proyek Energi Baru Terbarukan (EBT) mampu menyerap jutaan tenaga kerja di dunia. Bahkan setiap tahun angkanya terus meningkat.

Hal itu, diungkapkan Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, pada acara Youth Movement for G20 Energy Transition di Jakarta, Selasa (8/2/2022).

"Berdasarkan angka International Renewable Energy Agency (IRENA), EBT sudah menyediakan lapangan kerja bagi 12 juta orang di Tahun 2020. Rumusnya, untuk EBT 1 Mega Watt (MW) perlu sekitar 30 orang tenaga kerja baru. Jadi kalau kita mendorong EBT, kita membuka lapangan kerja yang luas," kata Dadan. 

Dia menjelaskan, pekerjaan-pekerjaan di sektor EBT sudah dikategorikan sebagai industri padat karya. Sebab, adanya intervensi pada teknologi kendaraan listrik, pemasangan panel surya, efisiensi energi, hingga peningkatan pengelolaan limbah.

Dalam paparan yang disampaikan, data IRENA mencatat pertumbuhan tenaga kerja global di sektor EBT terus mengalami kenaikan signifikan dari tahun ke tahun. 

Berikut fakta-fakta Proyek EBT yang menyerap jutaan tenaga kerja di dunia dari 2012-2020: 

- 2012, menyerap 7,3 juta tenaga kerja.
- 2013, menyerap 8,5 juta tenaga kerja
- 2014, menyerap 9,5 juta tenaga kerja 
- 2015, menyerap 10 juta tenaga kerja
- 2016, menyerap 10,1 juta tenaga kerja
- 2017, menyerap 10,5 juta tenaga kerja
- 2018, menyerap 11 juta tenaga kerja
- 2019, menyerap 11,5 juta tenaga kerja
- 2020, menyerap 12 juta tenaga kerja

"Angkanya meningkat sekitar 65 persen dari tahun 2012 hingga tahun 2019," ungkap Dadan.

Dia mengungkapkan, salah satu faktor yang memengaruhi peningkatan tenaga kerja adalah mulai maraknya pertumbuhan perusahan rintisan (startup) di subsektor EBTKE. 

Keberadaan startup dinilai mampu mendorong terjadinya inovasi dan investasi pada pangembangan EBTKE di Indonesia. Pemerintah harus bisa menjamin meskipun rintisan, tapi kualitas tetap bisa dipertanggungjawabkan.

"Kami di pemerintah memastikan aturan mainnya jelas dari sisi standar, kualitas, maupun spek. Antara penjual dan pembeli harus terlindungi," ujar Dadan.

Di akhir paparannya, Dadan menegaskan pemerintah akan memastikan skema bisnis EBT yang baru demi memperluas lapangan kerja di bidang ini.

Editor: Jeanny Aipassa

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut