Forum COP26 Momentum Indonesia Jadi Destinasi Green Investment Dunia
Oleh sebab itu, Masyita mengajak seluruh pihak untuk berinvestasi untuk ketahanan dalam perubahan iklim. Investasi yang harus dilakukan dalam ketahanan perubahan iklim diantaranya self-protection dengan masyarakat mengambil langkah proaktif untuk meminimalkan dampak perubahan iklim.
Investasi swasta, lanjutnya, juga sangat dibutuhkan karena dana publik saja tidak akan cukup untuk dapat mencapai tujuan net zero seperti yang diharapkan. Kerjasama seluruh pihak sangat penting.
“Perubahan iklim sangat berdampak kepada seluruh masyarakat dunia sehingga perlu dilakukan transisi menuju ekonomi hijau yang rendah karbon. Namun pada prinsipnya transisi yang dilakukan haruslah transisi yang just dan affordable,” ujar Masyita yang juga merupakan anggota delegasi Indonesia dalam COP26.
Dia menjelaskan, negara-negara maju harus mewujudkan janji mereka dalam Long-term Finance (LTF) untuk memobilisasi setidaknya 100 miliar dolar AS dalam pendanaan iklim per tahun pada 2020, kepada negara berkembang dan kurang berkembang dalam transisi dan mencapai target iklim mereka. Terlebih, Long Term Finance (LTF) merupakan janji negara-negara maju yang tertuang dalam Paris Agreement.
Masyita menuturkana, LTF ini merupakan agenda prioritas terkait pembiayaan iklim di COP26 dari berbagai negara. “Indonesia memandang COP26 harus menetapkan timeline, indikator, sistem monitoring, bentuk pembiayaan, dan milestone yang jelas untuk memobilisasi pembiayaan global untuk mendukung tercapainya tujuan iklim yang lebih ambisius namun just and affordable,” ucap Masyita.
Dalam menghindari perubahan iklim, Masyita menegaskan Indonesia telah melakukan berbagai upaya, diantaranya menginisiasi sistem penganggaran perubahan iklim atau Climate Budget Tagging dalam APBN.