Gubernur Bank Sentral Prediksi Inflasi Sri Lanka Bakal Tembus 70 Persen
KOLOMBO, iNews.id - Gubernur bank sentral Sri Lanka Nandalal Weerasinghe memperkirakan inflasi negara itu akan mencapai puncaknya sekitar 70 persen. Itu diperkirakan akan terjadi dalam dua bulan ke depan sebelum mulai moderat pada September 2022.
Inflasi tahunan pada Juni lalu melonjak ke level tertinggi sepanjang masa mencapai 54,6 persen dari 29,8 persen pada Mei 2022. Ini merupakan tingkat inflasi tertinggi yang pernah tercatat di tengah kekurangan makanan dan bahan bakar yang terus-menerus karena cadangan devisa negara menipis.
Sri Lanka berada dalam pergolakan krisis ekonomi, yang terburuk sejak kemerdekaan pada 1948. Setelah gagal membayar utang luar negerinya, negara itu sekarang menghadapi kekurangan bahan bakar dan kerusuhan sosial, ketika pengunjuk rasa yang marah menyerbu istana presiden pekan lalu.
Presiden Gotabaya Rajapaksa meninggalkan negara itu setelah dipaksa mengundurkan diri. Ini membuka jalan bagi Ranil Wickremesinghe menjadi presiden.
Dengan kondisi ini, menurutnya, Sri Lanka memenuhi syarat untuk Fasilitas Perpanjangan Kredit (Extended Credit Facility/EFC) dari Dana Moneter Internasional (IMF) sebesar 3 miliar dolar AS. Sementara itu, dia mengatakan, krisis ekonomi saat ini adalah kesempatan bagi otoritas Sri Lanka untuk belajar dari kesalahan masa lalu dan tidak membalikkan reformasi begitu program IMF berakhir.
"Setelah (program) selesai, kami telah melihat pihak berwenang mundur dan membalikkan kebijakan yang baik," katanya dikutip dari CNBC International, Sabtu (23/7/2022).
"Bagi saya, ini adalah kesempatan bagi pihak berwenang untuk belajar dan bergerak ke arah yang benar, bahkan di luar program IMF. Itulah kunci bagi kami untuk mengelola ekonomi ini secara berkelanjutan," ujarnya.